Kondisi Chairil Anwar mengenaskan. Wajahnya sembab dengan kedua pelupuk mata membiru dan bengkak. Chairil berjalan sempoyongan. Mia Bustam mengaku tidak berani melihat terang-terangan karena khawatir akan menarik perhatian dua orang polisi Jepang itu.
“Tapi saat itu kebencianku terhadap serdadu Jepang menjadi semakin memuncak,” kata Mia Bustam.
Chairil Anwar tutup usia pada 28 April 1949, di usia 27 tahun. Penyair legendaris Indonesia itu dimakamkan di Pemakaman Umum Karet, Jakarta. Sepanjang tahun 1942-1949, Chairil Anwar telah menghasilkan 94 karya tulis, dengan 70 di antaranya sajak asli. H.B. Jassin, paus satra Indonesia menobatkan Chairil Anwar sebagai pelopor Angkatan ’45 sekaligus puisi modern Indonesia.
(Qur'anul Hidayat)