Di sana Airlangga menjadi pertapa. Sejumlah nama sebutan Airlangga mengemuka saat menjalani pertapaan ini, di naskah Serat Calon Arang Airlangga disebut Resi Airlangga Jatiningrat, kemudian dengan sebutan Resi Gentayu pada Babad Tanah Jawa, dan berdasarkan Prasasti Gandhakuti dengan Resi Aji Paduka Mpungku Sang Pinaka Citraning Bhuwana.
Namun kapan Airlangga akhirnya mangkat tidak diketahui dengan pasti. Di Prasasti Sumengka yang dikeluarkan pada tahun 1059 Masehi hanya menyebutkan bahwa Airlangga telah dimakamkan di tirtha. Suatu tempat yang identik dengan pemandian.
(Natalia Bulan)