RADEN WIJAYA resmi menahbiskan diri sebagai raja Majapahit. Ia tak hanya menahbiskan diri jadi raja, tapi juga mendirikan kerajaan baru pasca keruntuhan Kerajaan Singasari. Perjuangan panjang usai pertarungan penaklukan Jayakatwang hingga pasukan Mongol akhirnya terbayar.
Sejarah mencatat pada 10 November 1293, upacara penahbisan Raden Wijaya sebagai raja diselenggarakan secara sekuler. Dikutip dari "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit" dari Earl Drake, setelah penahbisan itu beberapa hari kemudian digelar upacara penyucian secara religius. Upacara ini menandai kelahiran kerajaan baru bernama Majapahit.
BACA JUGA:Kerajaan Sunda Serang Majapahit Usai Perang Bubat
Kerajaan ini utamanya terdiri dari negeri Kediri dan Singasari, serta Pulau Madura dengan Majapahit sebagai ibu kotanya. Saat menyandang jabatan sebagai raja menyandang nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. Selanjutnya ia menerbitkan sebuah prasasti yang menjelaskan bahwa nama yang disandangnya secara tak langsung mengacu pada program - program kerajaannya.
Hal ini demi memulihkan dan memajukan negeri yang telah dirusak oleh para pencoleng untuk menghancurkan musuh dengan trisula yang merupakan lambang kemenangan Raden Wijaya. Raden Wijaya pun bertekad memperbaiki kehidupan ekonomi dan kehidupan beragama, demi kepentingan seluruh rakyatnya.
BACA JUGA:Serangan Balasan Kerajaan Sunda ke Majapahit Usai Perang Bubat
Sang kepala pemerintahan mulai menata urusan - urusan kenegaraannya. Pertama yang dilakukannya memberi penghargaan kepada para petani jelata yang telah menyelamatkannya ketika ia berada dalam bahaya besar. Penghargaan ini disampaikannya dengan mengeluarkan sebuah prasasti bertarikh September 1294, yang isinya menghibahkan tanah untuk para penduduk Desa Kudadu.