Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tolak Pungutan Sumbangan di Sekolah, Ribuan Siswa SMKN 1 Boyolangu Demo

Anang Agus Faisal , Jurnalis-Senin, 05 September 2022 |16:16 WIB
 Tolak Pungutan Sumbangan di Sekolah, Ribuan Siswa SMKN 1 Boyolangu Demo
Siswa SMKN 1 Boyolangu menggelar unjuk rasa menolak pungutan sumbangan sekolah yang memberatkan/ Foto: Anang Agus Faisal
A
A
A

TULUNGAGUNG - Ribuan siswa SMKN 1 Boyolangu, Tulungagung berunjuk rasa di sekolahnya. Mereka menuntut transparansi penggunaan dana sumbangan siswa serta menolak adanya tambahan permintaan sumbangan.

Unjuk rasa sendiri digelar usai upacara bendera pada Senin pagi (5/9/2022). Aksi ini diikuti oleh 2.000 lebih siswa SMKN 1 Boyolangu. Mereka langsung mengambil alih podium untuk menggelar aksi unjuk rasa.

Para siswa juga membentangkan sejumlah poster yang berisi tuntutan dan sindiran kepada sekolah.

Aksi unjuk rasa ini dipicu oleh adanya permintaan sumbangan siswa yang dilakukan terus menerus, setidaknya dalam tiga tahun terakhir.

"Karena mereka-mereka (siswa) mewakili suara orang tua masing-masing yang keberatan karena sumbangan yang terus-menerus tiap tahun dan jumlahnya juga tidak sedikit," kata salah seorang siswi, Adelya Putri saat diwawancara wartawan, Senin.

Dia menjelaskan, selain dimintai sumbangan penggunaan dana sumbangan tersebut juga tidak jelas, bahkan sejumlah pembangunan yang dijanjikan tidak terwujud.

Para siswa mengaku keberatan dengan adanya sumbangan siswa karena nominalnya dinilai memberatkan. Mereka menuntut transparansi dari pihak sekolah terkait penggunaan dana sumbangan yang telah masuk, dan menghentikan permintaan sumbangan baru.

Adapun, sumbangan ini dibagi per kelas. Kelas 1 subangannya dipatok sebesar Rp2.735.000, kelas 2 Rp1.200.000, dan kelas 3 Rp1.600.000.

"Itu katanya untuk bangun fasilitas sekolah dan parkiran 2 lantai, tapi sampai sekarang belum ada. Dulu waktu kelas 1, (kami) juga pernah ditarik Rp1,5 juta untuk bangun parkiran, tapi sampai kelas 3 enggak ada parkiran, malah kami parkir di depan bayar Rp2 ribu per hari," tambahnya.

Hal senada juga disampaikan oleh siswi lainnya, Nova Alfida. Menurutnya, pungutan sumbangan yang diminta oleh pihak sekolah terlalu memberatkan orang tua siswa. Terlebih, transparansi penggunaan dana itu tidak ada.

"Saya enggak mau bayar pak, wong enggak ada rincian jelasnya, orang tua saya juga bukan orang tua yang mampu. Kalau bayar Rp1 juta itu keberatan sekali. Sekolah negeri kok kayak swasta," ucapnya lantang.

"Orang tua kami juga bukan orang tua yang kaya. Anaknya enggak cuma satu saja, punya saudara banyak," tambahnya.

Di hadapan ribuan siswa lainnya yang berdemo di aula sekolah, Nova mengaku tak takut menyuarakan kegelisahannya tersebut.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement