Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Perempuan-Perempuan di Papua Nugini Dituduh Gunakan Sihir, Korban Dibakar hingga Disalib di Jalanan

Tim Okezone , Jurnalis-Kamis, 08 September 2022 |06:55 WIB
Perempuan-Perempuan di Papua Nugini Dituduh Gunakan Sihir, Korban Dibakar hingga Disalib di Jalanan
Monica Paulus, perempuan yang sempat dituduh pengguna sihir yang kini bangkit membela perempuan di Papua Nugini untuk tuduhan serupa/ Foto: BBC
A
A
A

Tetapi tidak semua tuduhan memiliki motif keuangan, banyak yang berasal dari keyakinan yang mengakar.

"Sihir begitu mendarah daging pada manusia," jelas Monica.

"Bahkan ketika saya masih kecil, ada pembunuhan, tetapi itu diterima di masyarakat - meskipun penyiksaan yang mereka alami tidak separah sekarang."

"Sebelumnya mereka membunuh secara diam-diam, sekarang perempuan dibawa ke jalan dan disalibkan. Ini benar-benar tidak manusiawi," ucapnya.

Perburuan penyihir modern tidak hanya terjadi di Papua Nugini, negara-negara lain seperti Arab Saudi, Gambia dan Nepal juga mengalami insiden mirip SARV, menurut Institut Internasional untuk Kebebasan Beragama.

Membela korban

Setelah pengalaman itu, Monica mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi orang lain dari perburuan penyihir.

 BACA JUGA:Santri yang Meninggal di Ponpes Gontor akan Diautopsi Hari Ini

"Saya telah melihat perubahan dari waktu saya mengerjakan masalah ini, tetapi saya tidak melihat perubahan besar, terutama dengan virus corona," katanya.

Ketika tinggal di pengasingan, di bagian lain Papua Nugini, Monica mengatakan dia melihat seorang perempuan dirajam sampai mati di lapangan umum.

Seorang pria telah berusaha memperkosanya sehingga dia menggigit lidahnya, dan dia menuduhnya sebagai penyihir.

"Dia dibunuh di depan pejabat pemerintah yang hanya menyaksikan itu terjadi," katanya. "Saya tahu pada saat itu saya harus melakukan sesuatu."

Monica ikut mendirikan Gerakan Pembela Hak Asasi Perempuan Dataran Tinggi (Highlands Women Human Rights Defenders Movement), dan memperkirakan telah menyelamatkan lebih dari 500 orang dalam 15 tahun sejak mereka mulai membantu para korban SARV.

Para relawan membantu dalam berbagai cara, termasuk relokasi, menyediakan makanan dan nasihat hukum untuk meminta pertanggungjawaban pelaku.

(Nanda Aria)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement