Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tradisi Nyiramkeun Pusaka Kerajaan Talaga Manggung Majalengka, Gunakan Air dari Sumber Khusus

Inin Nastain , Jurnalis-Selasa, 13 September 2022 |15:05 WIB
Tradisi Nyiramkeun Pusaka Kerajaan Talaga Manggung Majalengka, Gunakan Air dari Sumber Khusus
Nyiramkeun pusaka Kerajaan Talaga Manggung Majalengka. (Foto: Inin N/MPI)
A
A
A

MAJALENGKA- Pencucian pusaka peninggalan kerajaan biasanya dilakukan pada bulan Maulid atau Robiul Awal (hitungan bulan dalam tahun Hijriyah). Tetapi, keluarga kerajaan Talaga Manggung, di Desa Talaga Wetan, Kecamatan Talaga, Kabupaten Majalengka melakukan hal beda.

Keturunan kerajaan tersebut melakukan pencucian atau dalam bahasa lokal disebut nyiramkeun pusaka satu bulan lebih cepat yakni bulan Safar. Di sini, ratusan peninggalan masa kerajaan tempo dulu, dicuci dengan menggunakan air dari sumber 'khusus.'

Teten Wilman yang merupakan salah satu Keluarga besar keturunan dari Kerajaan Talaga, mengatakan, pihak keluarga sudah rutin menggelar tradisi tersebut secara turun temurun.

BACA JUGA:Naskah Asli Teks Proklamasi Akan Disandingkan dengan Bendera Pusaka di Istana Merdeka

"Waktunya (nyiramkeun pusaka)itu pasti hari Senin, bulan Safar. Tanggalnya, tanggal belasan yang terakhir, di antara tanggal 13 atau 19. Waktunya pasti itu, kata Wilman seusai menggelar nyiramkeun pusaka di museum Talaga Manggung, Senin (12/9/2022).

Paling tidak ada beberapa tujuan dari dilaksanakannya nyiramkeun pusaka itu. Menjaga silaturahmi antar keluarga menjadi salah satu dari aktivitas itu.

"Intinya tujuan ini adalah silaturahmi sesama keturunan (Talaga Manggung). Tujuannya silaturahmi aja. Itung-itung memperingati leluhur kita" ungkap dia.

Di luar itu, nyiramkeun pusaka juga sebagai bentuk edukasi kepada generasi penerus. Sehingga, mereka bisa mengetahui sekaligus menggali nilai-nilai yang dipegang oleh kerajaan Talaga Manggung tempo dulu.

"Kita juga ingin sambil memberi pengetahuan kepada masyarakat bahwa di sini teh pernah ada sebuah kerajaan dan inilah bukti-buktinya," jelas dia

Tidak melulu senjata yang dicuci pada moment itu. Beberapa pusaka di antaranya juga berupa uang kuno.

"Benda pusaka banyak, ratusan, dengan berbagai jenis barang, dari mulai yang kuno, alat-alat senjata pribadi (seperti) keris, pedang dan lain sebagainya. Kemudian Goong renteng masih tersimpan cuma kondisinya udah tua sekali, pas ditabuh teh suaranya udah fals," beber dia.

Keluarga keturunan Kerajaan Talaga lainnya, TB Hasanuddin menilai, Kerajaan Talaga menjadi awal dari berdirinya Kabupaten Majalengka. "Tidak ada Majalengka kalau tidak ada Talaga Manggung," kata TB dalam sambutannya.

Ditegaskannya, ritual pencucian pusaka semata-mata untuk menjaga kondisi dari benda peninggalan itu. "Pusaka-pusaka itu bukan kami sembah, tapi kami jaga, kami siramkan untuk disimpan baik untuk anak-cucu kita mengenal sejarah," jelas Hasanuddin yang juga anggota DPR RI itu.

"Kita akan perbesar lagi museum. Saya yakin pusaka Talaga manggung Tersebar di mana-mana. Sudah siap dikumpulkan kembali. Ini bukan tempatnya bermain politik. Ini tempat bersama," tegas politikus PDI P itu.

Bupati Majalengka Karna Sobahi berjanji, pemerintah akan memberi perhatian terhadap warisan leluhur yang memiliki nilai-nilai sejarah.

"Tempat sangat netral. Sebagai edukasi bagi generasi muda. Membantu mendorong agar tempat ini jadi tempat yang nyaman," papar dia.

Air yang digunakan untuk mencuci pusaka itu berasal dari 9 titik yang dinilai memiliki sejarah tersendiri. Ke 9 titik itu yakni Gunung Bitung, Situ Sangiang, Cikiray, Wanaperih, Lemahabang, Regasari, Ciburuy, Cicamas dan Nunuk.

(Widi Agustian)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement