Share

Sejarah Penaklukan Konstantinopel pada Tahun 1453

Nadilla Syabriya, Okezone · Senin 03 Oktober 2022 14:51 WIB
https: img.okezone.com content 2022 10 03 18 2679704 sejarah-penaklukan-konstantinopel-pada-tahun-1453-lj6KQM0tqN.jpeg Lukisan yang menggambarkan kejatuhan Konstantinopel.

JAKARTA - Konstantinopel atau Constantine I merupakan kota yang dibangun Kaisar Romawi Timur pada 330 Masehi. Kota, yang saat ini dikenal sebagai Istanbul, memiliki letaknya sangat strategis, yaitu di antara batas Eropa dan Asia, baik di darat sebagai salah satu Jalur Sutera maupun di laut, antara Laut Tengah dan Laut Hitam.

BACA JUGA: Kisah Konstantinopel Ditaklukkan Pemuda Muslim 19 Tahun Bernama Muhammad Al Fatih

Penaklukan Konstantinopel dimulai pada 6 April 1453 Masehi. Di bawah pimpinan Al-Fatih atau Sultan Mehmed II, pasukan Utsmani berjumlah 150.000 dan dilengkapi dengan senjata-senjata raksasa seperti meriam Basilika yang dibuat dengan teknologi terbaru pada masa itu.

Sultan Mehmed II terkenal mahir dalam melakukan strategi perang urat syaraf yakni strategi mengepung musuh seperti perang wujud aslinya dengan memainkan efek psikologis pada musuhnya. Pada saat itu seni berperang sepertinya merupakan sebuah inovasi baru yang belum dikenal sebelumnya.

Melansir pada web The Ottomans, berikut adalah sejarah penaklukan Konstantinopel oleh Sang Penakluk pada 1453.

Konstantinopel ditaklukkan oleh tentara Ottoman di bawah komando Sultan Mehmed II pada 29 Mei 1453. Dengan penaklukan ini Ottoman menjadi sebuah Kekaisaran dan menjadi salah satu kerajaan yang paling kuat. Sultan Mehmed II juga mendapat gelar “Sang Penakluk” yang ditambahkan pada namanya meski masih berusia 21 tahun.

BACA JUGA: Sejarah Hari Ini: Turki Hapuskan Kekhalifahan Utsmaniyah, Usir Khalifah Abdelmejid II

Meski usianya masih muda, Sultan Mehmed II sudah mulai mempersiapkan pengepungan ke Istanbul. Ia ingin menjadi panglima sebagaimana Nabi Muhammad menyebut penakluk Konstantinopel “Suatu hari, Konstantinopel akan ditaklukkan. Betapa indah dan diberkatinya komandan penaklukan dan prajuritnya!” puluhan tahun yang lalu.

Follow Berita Okezone di Google News

Konstantinopel telah menjadi kekaisaran selama bertahun-tahun. Kota itu dibombardir oleh tembakan meriam yang dirancang oleh Mehmed II sendiri. Kota ini telah diserang berkali-kali di masa lalu, tetapi tembok besarnya selalu menang. Sultan Mehmed II akhirnya memutuskan mengubah ini dengan penggunaan meriam selamanya. Meriam besar miliknya ditembakkan ke dinding selama berminggu-minggu.

Suleiman Baltoghlu melancarkan serangan pertama yang memasuki teluk Tanduk Emas pada 9 April 1453 dan gagal memutuskan rantai yang dipasang di mulut tanduk itu. Rantai ini, yang mengapung di atas batang kayu, cukup kuat untuk mencegah kapal Utsmaniyah memasuki Tanduk Emas. Kemenangan kapal Kristen dan kapal Genoa milik Paus menurunkan moral tentara Utsmaniyah.

Selama kekacauan dan perasaan kehilangan yang meluas, dengan mentor spiritual Sultan Aksemseddin menjanjikan keberhasilan tertentu tentang penaklukan. Sultan Mehmed II meningkatkan jenis meriam baru yang disebut "humbara", yang sekarang dikenal sebagai "howitzer", digunakan untuk menembak sasaran. Ini menjadi penemuan penting bagi sejarah tentara dunia. Meriam tidak cukup untuk merebut kota.

Didorong oleh dukungan spiritual, Sultan II Mehmed, memutuskan rencana angkatan lautnya. Armada Utsmaniyah yang berlabuh di Dolmabahce akan dipindahkan ke teluk Tanduk Emas melalui darat sebagai elemen kejutan. Beberapa kapal dan galai yang dibawa oleh tentara melalui tali digeser di atas seluncur perahu. Di pagi hari 22 April, Kekaisaran Romawi Timur terbangun dengan terkejut dan ketakutan ketika mereka melihat kapal-kapal Ottoman.

Pengepungan berlangsung dari 6 April 1453 sampai 29 Mei 1453 dan kota itu berhasil ditaklukkan oleh Ottoman di bawah komando Sultan Mehmed II. Sebuah era baru dimulai di dunia dan keseimbangan baru datang melalui penaklukan Konstantinopel.

Dampak Penaklukan Konstantinopel

Dilansir pada web All About Turki, penaklukan Konstantinopel memiliki dampak historis yang sedemikian besar terhadap Turki dan dunia Muslim sampai-sampai beberapa sejarawan membatasi akhir Abad Pertengahan dengan penaklukan kota tersebut.

Dengan pengepungan Konstantinopel, Utsmani melanjutkan untuk membangun hegemoni atas banyak negara Turki merdeka di Anatolia. Pada gilirannya, komunitas dan kerajaan Muslim non-Turki lainnya disatukan di bawah naungan kepemimpinan Utsmaniyah sehingga Beylik Utsmaniyah pada akhirnya akan berkembang menjadi sebuah Kekaisaran.

Setelah penaklukan, Muslim Utsmani mengambil peran dinamis dalam membentuk politik internasional. Sebelum itu, selama tiga abad Kristen Eropa berusaha untuk mengusir Muslim dari Asia Kecil. Namun, setelah penaklukan, kedaulatan Muslim Asia Kecil terjamin, dan mereka tidak lagi terancam oleh Tentara Salib.

Komponen penting kedua dalam arti penting Konstantinopel bagi peristiwa dan sejarah dunia adalah hubungannya dengan Renaisans. Setelah penaklukannya, banyak seniman dan filsuf Bizantium bermigrasi ke pusat-pusat Eropa, sebagian besar Roma, dengan membawa serta manuskrip berharga mengenai perkembangan intelektual yang maju.

Kaum intelektual ini berperan penting dalam gerakan untuk menghidupkan kembali dan merevisi budaya Yunani klasik. Bentrokan dan penyatuan kembali dua aliran yang berbeda memicu revolusi ideologi yang dikenal sebagai Renaisans Eropa, dan para intelektual Bizantium dari Konstantinopel merupakan agen penting dalam mengkatalisis gerakan tersebut.

1
3
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini