Selama pandemi makam selalu ditutup dan tidak ada aktivitas sama sekali. Selain mengikuti haul di halaman makam, beberapa warga rela berjalan menyusuri bukit sejauh 500 meter untuk mengambil air di sebuah mata air majapahit yang dipercaya bisa menyembuhkan beberapa macam penyakit.
Menurut juru kunci makam Ki Ageng Tirto, sumber air ini merupakan sumber yang dibuat oleh Ki Ageng Tirto saat warga mengalami kekeringan berkepanjangan. Dengan kekuatan dan doa kepada Sang Pencipta, doa Ki Ageng Tirto diijabah dan terjadilah semburan air yang muncul dari sebuah lubang yang bisa digunakan warga untuk kehidupan sehari-hari. Hingga kini sumber air majapahit ini masih terus mengalirkan air bersih, meski dilanda kekeringan berkepanjangan.
Dengan adanya tradisi haul Ki Ageng Tirto diharapkan bisa menjadi sebuah tata cara penghormatan kepada leluhur dan menjadi salah satu cara untuk melestarikan budaya dan sejarah lokal.
(Erha Aprili Ramadhoni)