KOTA MALANG - Kevia Naswa Ainur Rohma (18) masih merasakan efek nyeri dan mata merah pasca Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang. Ia menjadi satu dari ratusan korban luka tragedi di pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Ditemui di rumahnya di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Kevia terlihat jelas merah di bagian mata kiri dan kanannya. Bahkan kulit di wajahnya juga terlihat mengalami iritasi diduga akibat semprotan gas air mata ke tribun penonton.
Sementara di kaki kirinya sebuah perban terbalut. Di bagian mata kaki kiri ke bawah mengalami luka saat berdesakan di Stadion Kanjuruhan Malang. Sedangkan tangan kanannya seperti kaku dan tak bisa digerakkan pasca terjatuh dan sempat terinjak-injak.
 BACA JUGA: Korban Luka Tragedi Kanjuruhan: Susah Tidur Terbayang Suara Teriakan Minta Tolong
Ia sendiri menjalani terapi di sebuah klinik di Kota Malang, terapi ini lantaran tangan kanannya masih belum berfungsi maksimal saat melakukan aktivitas. "Kayak masih kaku gitu," kata Kevia ditemui di rumahnya, Selasa (11/10/2022) sore.
Saat ini ia juga memang sudah bisa melihat normal kendati matanya terlihat jelas merah. Tetapi sebelumnya tiga hari pasca kejadian dirinya mengaku sempat pusing dan nyeri saat melihat sesuatu, bahkan matanya terasa seperti berat saat terbuka.
"(Sekarang melihat normal) Kayak biasa, cuma dibuat melek sedikit kayak pusing, sama nyut-nyutan. Saya malah pas waktu kejadian, cuma rasanya yang sebelah kanan, kayak besar gitu. Kayak ngerasa tebal gitu, ternyata pendarahan di mata," tuturnya.
 BACA JUGA:Nasib Korban Tragedi Kanjuruhan, Kaki Patah dan Belum Dapat Bantuan
Follow Berita Okezone di Google News
Saat itu Kevia merupakan satu dari ribuan penonton yang berdesak-desakan di pintu 14 Stadion Kanjuruhan Malang. Ia menuturkan, saat itu ia menonton pertandingan di pintu 14, tetapi sesaat setelah pertandingan ia pindah ke pintu 13. Di situ ternyata terjadi insiden karena semprotan gas air mata ke tribun.
"Saya di gate 14, kemudian sudah selesai pindah agak ke gate 13. Di situ banyak yang kena gas air mata, Terus tiba-tiba anak-anak yang di pagar ayo - ayo ke polisi. Terus ternyata kayaknya gas air mata itu langsung ke 14, habis itu asapnya langsung ke saya itu saya panik, terus saya cari jalan keluar itu, jalan keluarnya saya desak - desakan," paparnya.
Di pintu 13 itulah ia berebut keluar untuk menyelamatkan diri. Tubuhnya sempat terhimpit, terjatuh, dan terinjak-injak, tapi ia mengaku ada yang menariknya sehingga bisa selamat.
Dari terinjak-injak inilah diduga kuat mata Kevia akhirnya merah, sedangkan kulitnya mengalami iritasi akibat semprotan gas air mata. Namun ia mengaku tak terlalu merasakan sesak napas dan masih sadar saat dievakuasi di stadion hingga dibawa ke rumah sakit. Ia baru merasakan matanya merah sehari setelah kejadian dan merasakan nyeri saat membuka matanya.
"(Mata merah itu karena) terbentur - bentur, terinjak-injak, luka di kaki karena saya kan keinjak posisi orang, nyampur - nyampur, saya ditolongin sama orang ditarik mungkin karena itu. Kalau sesak nafasnya nggak terlalu, jadi cuma di stadion di gotong-gotong waktu saya sesak. Terus pas saya dibawa ke rumah sakit saya sudah mendingan," bebernya.
"Posisi saya sadar. (Kalau luka yang saya alami) Luka di kaki, sama luka ringan memar - memar gitu, di kaki sama di bagian dada juga," pungkasnya.
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.