JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bertemu dengan 20 orang pewakilan 172 Pekerja Migran Indonesia Bermasalah (PMIB) Kantor Kedutaaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh pada Rabu, (12/10/2022).
Pertemuan itu dilakukan Muhadjir di sela lawatannya dalam rangka mengikuti 28th ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) Council Meeting, di Kamboja pada 12—14 Oktober 2022.
BACA JUGA: Pekerja Migran yang Diperdagangkan ke Kamboja Kerap Disetrum dan Dihukum Denda
Saat ini, 172 PMIB di Kamboja tengah menjalani proses repatriasi oleh KBRI Phnom Penh dan Direktorat Pelindungan WNI. Dari jumlah tersebut, terdapat 18 PMIB perempuan, mayoritas berusia antara usia 20 – 35 tahun.
“Sementara usia termuda dari PMIB adalah 18 tahun dan tertua usia 49 tahun. Dari segi latar belakang Pendidikan, para PMIB berasal dari lulusan SMA atau sederajat hingga lulusan S2,” tulis keterangan yang diterima, Kamis (13/10/2022).
Dengan pertemuan ini Muhadjir ingin menampung berbagai cerita, keluh kesah, dan permasalahan yang mereka alami hingga terjebak menjadi PMIB di Kamboja.
BACA JUGA: Hari Migran Internasional, Wapres: Ketangguhan PMI Ikut Membangun Negeri
Menurut penuturan para PMIB, mereka mulanya tertarik untuk bekerja di Kamboja karena iming-iming dari media sosial dan rekan sejawat soal pekerjaan dengan gaji yang tinggi di luar negeri. Namun pada akhirnya mereka terjebak di perusahaan yang bergerak di bidang investasi palsu “online scam” (penipuan daring) dengan target merekrut anggota sebanyak-banyaknya.
Mereka juga mengalami eksploitasi, paspor mereka ditahan, dikurung, dan dibatasi interaksi dengan dunia luar. Mereka juga dituntut untuk memenuhi target perusahaan dan bila tidak bisa memenuhi akan diberikan denda besar. Padahal gaji mereka tidak dibayarkan sesuai kesepakatan. Lebih parahnya, perusahaan memperjualbelikan mereka pada perusahaan sejenis.
Untuk saat ini, 172 PMIB sudah aman dan tengah melakukan proses pemulangan ke Indonesia. Sementara menunggu proses pemulangan, mereka ditampung di Kantor KBRI Phnom Penh.
Setelah mendengar cerita dari para PMIB, Muhadjir mengharapkan pengalaman buruk ini menjadi pelajaran berharga untuk berhati-hati dalam mencari pekerjaan di luar negeri.
“Masyarakat Indonesia menggunakan sumber-sumber resmi serta terpercaya dalam mencari kesempatan bekerja di negara orang,” paparnya.
(Rahman Asmardika)