JAKARTA - Usai kemerdekaan yang diproklamasikan pada 17 Agustus 1945, Indonesia tidak langsung bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Indonesia baru resmi menjadi anggota PBB ke-60 pada 27 September 1950. Indonesia sendiri memperoleh suara bulat dari para anggota PBB yang sudah ada untuk bisa bergabung dalam organisasi internasional itu. Melansir iNews.id, Indonesia memutuskan keluar dari PBB pada 11 Januari 1965, setelah Malaysia resmi diangkat sebagai DK (Dewan Keamanan) PBB.
BACA JUGA: Dukung Resolusi PBB, RI Kutuk Rusia Caplok 4 Wilayah Ukraina
Kala itu, PBB berniat ingin membentuk Negara Federasi Malaysia pada 1961. Federasi tersebut berisikan Singapura, Brunei, Sabah, Sarawak, dan Tanah Melayu. Pihak Indonesia menganggap bahwa keberadaan federasi ini hanya untuk dimanfaatkan Inggris hanya untuk menjadi bonekanya. Banyak pihak, terutama Soekarno, khawatir akan adanya pangkalan militer Inggris dan sekutunya di Malaysia, jika negara tersebut sampai dibentuk.
Tentunya, hal ini akan berakibat buruk bagi Indonesia dan mengancam stabilitas Tanah Air, serta negara-negara di Asia Tenggara lainnya. Soekarno juga menganggap bahwa PBB terlalu condong ke negara-negara Barat dan menerapkan sistem asal Barat. Bahkan, kekecewaan Soekarno ini ia ungkapkan dalam sidang umum PBB ke-15 dengan judul ‘To Build The World A New’.
BACA JUGA: Perjuangkan Kemerdekaan, Ini Delegasi Indonesia dalam Sidang Dewan Keamanan PBB 1947
Tak serta merta angkat kaki dari PBB, Indonesia terlebih dahulu melayangkan surat ancaman kepada PBB. Tentu hal ini bertujuan agar rencana pengangkatan Malaysia sebagai DK dihentikan. Sayangnya, bentuk protes itu tidak dihiraukan hingga membuat Indonesia keluar dari PBB. Salah satu negara yang mendukung Indonesia kala itu adalah China. Meskipun banyak pula negara anggota lainnya yang menyayangkan keputusan Indonesia ini.
Setelah resmi keluar dari PBB, perekonomian Indonesia mengalami penurunan. Sebagai negara yang baru merdeka dan berdaulat, tentunya Indonesia masih membutuhkan dukungan banyak negara. Namun, langkah keluarnya Indonesia dari PBB ini membuat dukungan kepada Indonesia menipis. Pada tahun 1966, inflasi di Indonesia mencapai 635,35. Seiring berjalannya waktu, inflasi di Indonesia terus mengalami penurunan. Indonesia kembali bergabung menjadi anggota PBB pada 28 September 1966.
Kembalinya Indonesia sebagai negara anggota PBB disambut hangat oleh para petingginya. Dengan ini, maka Indonesia kembali aktif mengikuti berbagai kegiatan di PBB, termasuk Sidang Majelis Umum PBB ke-21. Indonesia yang saat itu sudah dipimpin Presiden Soeharto fokus pada pembangunan ekonomi yang cukup terpuruk selama masa kepemimpinan Presiden Soekarno. Di sisi lain, Indonesia juga bersedia memperbaiki hubungannya dengan sejumlah negara, terutama Malaysia. Selain itu, ada pula India, Filipina, Australia, dan Thailand yang hubungan diplomatiknya sedikit berjarak dengan Indonesia di era Soekarno.
(Rahman Asmardika)