Setelah dibebaskan dengan jaminan pada Agustus 2016, dia dikawal oleh seorang penjaga ke luar penjara melalui koridor-koridor yang sempit.
"Dan tiba-tiba, sebuah pintu terbuka, dan saya berada di Teheran. Hanya butuh satu pintu bagi saya untuk mencapai tengah kota," terangnya.
Evin mulanya dibangun di pinggiran ibu kota Iran, namun ketika Teheran semakin berkembang, penjara itu kemudian menjadi bagian dari wilayah utara kota yang sibuk.
Penjara Evin dibangun pada 1972, di bawah kekuasaan Mohammad Reza Pahlevi. Penjara ini awalnya dibangun untuk menampung sekitar 300 tahanan, namun di bawah Republik Islam Iran, populasi penjara tersebut telah membengkak jadi sekitar 15.000 orang.
Pada 1980-an, Penjara Evin telah terkenal karena kekejamannya. Menurut laporan dari Amnesty International dan berbagai pengakuan yang dikumpulkan oleh Human Rights Watch, penyiksaan dan kematian, eksekusi, penggantungan, penghilangan paksa tahanan politik, dan brutalitas adalah praktik biasa.
Penjara ini bahkan dijuluki 'Universitas Evin', karena banyaknya intelektual, aktivis mahasiswa, dan jurnalis yang ditahan di sana.
Praktik-praktik yang digunakan di dalam penjara ini telah mendapatkan kritik keras dari berbagai kelompok HAM. Evin juga dimasukkan ke daftar hitam oleh pemerintah AS pada 2018 karena "berbagai pelanggaran hak asasi manusia serius" di dalamnya.
Tahun lalu, Amnesty International berkata video pengawas yang bocor dari dalam penjara menunjukkan para tahanan sedang disiksa, dipukuli, dan menerima kekerasan.
Diamond mengatakan tubuhnya tidak akan pernah lupa rasa dingin yang dialaminya saat dipenjara.