Namun, kedua pemuda itu kemudian mengeluarkan pistol dan menembak Mallaby yang berada di dekatnya. Kaget dan ketakutan, Smith dan Laughland yang berada di dalam mobil spontan melemparkan granat ke arah kedua pemuda tersebut.
Kedua tentara Inggris itu kabur dengan melompat ke Kali Mas, menyelam dan berenang hingga ke pos Inggris dekat pelabuhan. Dilansir dari “Friends and Exiles: A Memoir of the Nutmeg Isles and the Indonesian Nationalist Movement” karya Des Alwi, kedua perwira itu melaporkan penembakan Mallaby, membuat tentara Inggris marah besar.
Setelah memperkuat pasukannya dengan tank dan pesawat tempur Spitfire, pada 9 November 1945, pengganti Mallaby, Mayor Jenderal EC Mansergh memberikan ultimatum agar arek-arek Suroboyo menyerah tanpa syarat. Namun, ultimatum itu tidak dihiraukan sehingga pada 10 November 1945 Inggris memborbardir Surabaya dari darat, laut dan udara.
Serangan mesin-mesin perang Inggris ini mendapatkan perlawanan sengit dari arek-arek Suroboyo yang mempertahankan kota mereka dan kemerdekaan Indonesia. Diperkirakan hingga 15.000 pejuang Surabaya gugur dalam pertempuran bersejarah ini.
(Rahman Asmardika)