Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Prabu Siliwangi Menikahi Perempuan Islam Bukti Penguasa Pajajaran Pluralis

Avirista Midaada , Jurnalis-Senin, 21 November 2022 |05:43 WIB
Kisah Prabu Siliwangi Menikahi Perempuan Islam Bukti Penguasa Pajajaran Pluralis
Prabu Siliwangi. (Foto: Wikimedia Commons)
A
A
A

DI MASA kejayaannya Kerajaan Pajajaran dikenal sebagai kerajaan yang pluralis. Hal ini dibuktikan dengan pernikahan beda agama antara Prabu Siliwangi dengan perempuan Islam.

Agama Islam baru masuk ke Jawa Barat seiring berkembangnya beberapa kerajaan Islam, seperti Demak, Cirebon dan Banten. Dikutip dari buku "Hitam Putih Pajajaran : Dari Kejayaan hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran" bahwa beberapa masyarakat Sunda sedikit demi sedikit mulai mengenal agama baru melalui jalur perdagangan, pernikahan dan politik. 

Carita Parahiyangan melukiskan bagaimana sebuah ajaran baru masuk ke tanah Sunda. Pada naskah kuno ini disebutkan "ajaran dari leluhur dijunjung tinggi sehingga tidak akan kedatangan musuh, baik berupa laskar maupun penyakit batin. Senang sejahtera di utara, barat, dan timur. Yang tidak merasa sejahtera hanyalah rumah tangga orang yang banyak serakah akan ajaran agama".

Ungkapan ini sebenarnya bermaksud siapa saja yang memilih meninggalkan Hindu Buddha, kemudian masuk Islam, maka akan mendapatkan risiko yang ditanggungnya. Salah satunya yang dialami putra Bunisora bersama Bratalegawa, yang telah masuk Islam karena menikah dengan seorang muslim yang berasal dari Gujarat. 

 Baca juga: Faktor Kunci Prabu Siliwangi Antarkan Pajajaran ke Masa Kejayaan

Saat Bratalegawa mengunjungi Ratu Banawati, adik bungsunya yang menikah dengan seorang bangsawan dari Galuh, ia mengajak adik bungsunya masuk Islam tetapi ditolak. Hal ini menyebabkan Bratalegawa memilih pergi ke Cirebon untuk menemui kakeknya dan mengajak masuk Islam. Tetapi lagi-lagi penolakan ia dapatkan. 

Namun meski ditolak dua kali, bukan berarti hubungan kekeluargaan Bratalegawa retak. Mereka tetap saling berkomunikasi sewajarnya. Sebenarnya cikal bakal masuknya Islam ke tanah Sunda telah ada sejak zaman Prabu Niskala Wastukancana masih menjadi raja, sebelum era Prabu Siliwangi. 

Di luar keluarganya, Bratalegawa mengajak masyarakat Sunda memasuki agama Islam. Hal ini dilakukan tanpa kesulitan berarti. Tetapi Bratalegawa tak pernah memaksa siapapun untuk memeluk agama Islam. Dirinya hanya memberikan alternatif bahwa ada jalan menuju kebenaran, jika ingin meniti jalan tersebut diajaknya bersama - sama, tapi kalaupun tidak juga ia tak mempermasalahkannya. Apalagi ia adalah seorang bangsawan sepupu dari Wastukancana sekaligus iparnya, penguasa Galuh, sebelum disatukan oleh Prabu Siliwangi. 

Puncaknya ketiga Prabu Siliwangi menikah dengan seorang perempuan yang berbeda agama. Perempuan ini beragama Islam, dan membuahkan tiga orang anak. Anak pertama bernama Cakrabuana, kedua putri bernama Lara Santang, dan ketiga seorang laki-laki bernama Kian Santang. 

Ketiga anaknya ini bahkan memilih mengikuti agama ibunya yakni agama Islam. Tetapi hal itu sama sekali tak dipermasalahkan oleh Prabu Siliwangi yang bernama asli Sri Baduga Maharaja. Sejak awal Prabu Siliwangi memang sudah ada kesadaran masing-masing bahwa memberi kebebasan kepada anak untuk menentukan agamanya sendiri. 

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement