JAKARTA - Di dataran berdebu Sindh, Pakistan selatan, berbaring sisa-sisa salah satu kota kuno paling mengesankan di dunia yang belum pernah didengar kebanyakan orang.
Di area kota kuno yang terkubur itu, jutaan batu bata merah membentuk jalan setapak dan sumur-sumur, dengan daerah sekelilingnya terbentang dalam pola seperti kisi-kisi.
BACA JUGA:Menelusuri Kota Kuno di AS yang Penduduknya Gemar Pesta Berhari-hari
Sebuah stupa Buddha kuno menjulang di atas jalan-jalan yang sudah usang, dengan kolam komunal yang besar, lengkap dengan tangga lebar di bawahnya.
Saya berada sekitar satu jam di luar kota Larkana yang berdebu di Pakistan selatan di situs bersejarah Mohenjo-daro.
Saat ini, hanya reruntuhan yang tersisa, namun 4.500 tahun yang lalu kawasan ini bukan hanya salah satu kota paling awal di dunia, tetapi juga kota metropolitan yang berkembang dengan infrastruktur yang sangat maju.
BACA JUGA:Resep Bahagia Ala Toko Roti Kota Kuno Pompeii yang Musnah 2.000 Tahun Lalu
Mohenjo-daro, yang berarti "tumpukan orang mati" dalam bahasa Sindhi, adalah kota terbesar dari Peradaban Lembah Indus (juga dikenal sebagai Harappan) yang membentang dari timur laut Afghanistan hingga India barat laut selama Zaman Perunggu.
Diyakini pernah dihuni oleh setidaknya 40.000 orang, Mohenjo-daro adalah kota yang makmur dari tahun 2500 hingga 1700 Sebelum Masehi (SM).
“Itu adalah pusat kota yang memiliki hubungan sosial, budaya, ekonomi dan agama dengan Mesopotamia dan Mesir,” jelas Irshad Ali Solangi, pemandu lokal generasi ketiga dari keluarganya yang bekerja di Mohenjo-daro seperti dilansir dari BBC, Jumat (9/12/2022).
Tetapi, dibandingkan dengan kota-kota di Mesir Kuno dan Mesopotamia, yang berkembang pada waktu yang bersamaan, hanya sedikit orang yang pernah mendengar tentang Mohenjo-daro.
Pada 1700 SM, kota itu ditinggalkan, dan sampai hari ini, tidak ada yang tahu persis mengapa penduduk pergi atau ke mana mereka pergi.