Pada pertempuran tersebut, terdapat sebuah kisah yang unik. Saat itu Pangeran Sambernyowo dan prajuritnya tengah beristirahat di sebuah gubuk kecil di tengah perkambungan daerah Rembang.
Lalu ia disuguhi sebuah bubur jenang katul oleh Mbok Rondo, si penghuni gubuk. Pangeran Sambernyowo pun tak segan menyantap bubur tersebut. Padahal, di luar sana pasukan Kompeni sudah mulai menyebar dan mengepung kampung.
Bubur jenang katul yang disuguhkan masih panas, namun Pangeran Sambernyowo menyendoknya dari bagian tengah dan langsung memakannya. Melihat hal tersebut, Mbok Rondo mengatakan “Pangeran, jika memakan bubur jenang katul seperti itu tentu akan sangat panas. Namun, jika memakannya dari pinggir dan terus memutar, ketika sampai di tengah sudah dingin.”
Mendengar ucapan Mbok Rondo, Pangeran Sambernyowo pun tertegun dan merenunginya. Tak lama, Pangeran Sambernyowo pun keluar gubuk dan bergerak ke luar kampung.
Pangeran Sambernyowo pun membasmi para Kompeni dari arah tepian melingkar hingga tengah, seperti yang diajarkan Mbok Rondo saat dirinya makan bubur jenang katul.
Dengan pedang tajamnya, Pangeran Sambernyowo berhasil membunuh komandan pasukan Kompeni yakni Kapten Van der Pol. Pada perang tersebut, Pangeran Sambernyowo juga berhasil menghabisi 600 musuh, sedangkan dari pihaknya hanya 3 orang yang tewas.