CHINA - Seorang pejabat tinggi kesehatan China mengatakan dia yakin China sedang mengalami gelombang pertama dari tiga gelombang infeksi Covid yang diperkirakan terjadi pada musim dingin ini.
Negara ini mengalami lonjakan kasus sejak pencabutan pembatasan paling parah awal bulan ini.
Dikutip BBC, angka resmi terbaru tampaknya menunjukkan jumlah kasus harian baru yang relatif rendah.
Namun, ada kekhawatiran bahwa angka-angka ini diremehkan karena penurunan pengujian Covid baru-baru ini.
BACA JUGA: WHO Sebut Lonjakan Covid-19 di China Bukan karena Pencabutan Pembatasan Tapi karena Vaksinasi Rendah
Pemerintah hanya melaporkan 2.097 kasus harian baru pada Minggu (18/12/2022).
BACA JUGA: RS Kewalahan, Warga China 'Iri-irian' Soal Pelayanan dan Akses Kesehatan
Epidemiolog Wu Zunyou mengatakan dia yakin lonjakan infeksi saat ini akan berlangsung hingga pertengahan Januari 2023. Adapun gelombang kedua akan dipicu oleh perjalanan massal pada Januari mendatang sekitar perayaan Tahun Baru Imlek selama seminggu yang dimulai pada 21 Januari mendatang. Jutaan orang biasanya bepergian saat ini untuk menghabiskan liburan bersama keluarga.
Dr Wu mengatakan lonjakan ketiga dalam kasus akan berlangsung dari akhir Februari hingga pertengahan Maret ketika orang kembali bekerja setelah liburan.
Dia mengatakan pada sebuah konferensi pers pada Sabtu (17/12/2022) bahwa tingkat vaksinasi saat ini menawarkan tingkat perlindungan tertentu terhadap lonjakan dan telah mengakibatkan penurunan jumlah kasus yang parah.
Komentar Dr Wu muncul setelah sebuah lembaga penelitian terkemuka yang berbasis di AS melaporkan awal pekan ini bahwa mereka yakin China dapat melihat lebih dari satu juta orang meninggal akibat Covid pada tahun 2023 menyusul ledakan kasus.
Pemerintah belum secara resmi melaporkan kematian akibat Covid sejak 7 Desember, ketika pembatasan dicabut menyusul protes massal terhadap kebijakan nol-Covid. Itu termasuk diakhirinya pengujian massal.
Namun, ada laporan anekdot tentang kematian terkait Covid yang muncul di Beijing.
Rumah sakit di sana dan di kota-kota lain sedang berjuang untuk mengatasi lonjakan, yang juga berdampak pada layanan pos dan katering.
Sementara itu, kota terbesar di China, Shanghai, telah memerintahkan sebagian besar sekolahnya untuk mengambil kelas daring saat kasus melonjak.
Secara keseluruhan, China mengatakan lebih dari 90% populasinya telah divaksinasi penuh. Namun, kurang dari separuh orang berusia 80 tahun ke atas telah menerima tiga dosis vaksin. Orang lanjut usia lebih mungkin menderita gejala Covid yang parah.
China telah mengembangkan dan memproduksi vaksinnya sendiri, yang terbukti kurang efektif dalam melindungi orang dari penyakit Covid yang serius dan kematian dibandingkan vaksin mRNA yang digunakan di sebagian besar dunia.
(Susi Susanti)