JAKARTA – KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dikenal sebagai tokoh yang memiliki segudang lelucon satire yang tidak hanya lucu dan mampu mengocok perut, tetapi juga berisi kritik dan pesan. Karena itulah humor-humor Gus Dur disukai masyarakat dan masih terus diceritakan kembali meski sang kiai telah berpulang.
Dilansir dari buku “Ger-geran Gaya Gus Dur” suntingan Hamid Basyaib dan Fajar, dikisahkan bahwa suatu saat Gus Dur menceritakan tentang seorang presiden korup yang memiliki tiga anak. Ketiga anak itu berusaha menarik simpati rakyat dengan berbagai cara.
Sanak kedua si presiden mendapat ide menyebarkan uang kertas dari pesawat terbang, berharap rakyat akan senang dan dia mendapat simpati mereka.
Tidak mau kalah, kakaknya, si anak pertama juga meniru cara adiknya, tetapi menyebarkan lebih banyak uang.
Sementara itu, si bungsu, anak ketiga presiden, juga ingin populer tetapi tidak mau mengikuti cara kakak-kakaknya. Saat terbang bersama kakaknya yang menyebarkan uang, si bungsu bertanya pada pilot tentang cara lain yang bisa dia gunakan untuk populer di mata rakyat.
“Pak Kapten, aku ingin populer seperti dua kakakku, tapi tindakan populer apa yang bisa membahagiakan rakyat?”
Si Kapten menjawab dengan tenang: “Gampang saja. Buang saja ayah Anda dari pesawat.”
(Rahman Asmardika)