Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pria Ini Diam-Diam Bantu Bayar Resep Obat di Apotek Bagi Orang Tak Mampu hingga Akhir Hayatnya

Susi Susanti , Jurnalis-Sabtu, 21 Januari 2023 |16:40 WIB
Pria Ini Diam-Diam Bantu Bayar Resep Obat di Apotek Bagi Orang Tak Mampu hingga Akhir Hayatnya
Pria ini diam-diam membantu bayar obat di apotek bagi orang tak mampu (Foto: Facebook)
A
A
A

ALABAMA - Penduduk di Geraldine, Alabama, Amerika Serikat (AS) memiliki kehidupan yang dekat satu sama lain. Terletak sekitar satu jam di luar Huntsville, kota berpenduduk kurang dari seribu itu adalah jenis tempat di mana semua orang mengenal tetangga mereka dan kebanyakan orang menonton pertandingan sepak bola setiap Jumat malam.

Tetapi selama dekade terakhir, orang-orang Geraldine tidak mengetahui suatu rahasia besar di wilayah mereka. Ternyata di sana ada seorang dermawan rahasia yang kini banyak dianggap sebagai malaikat pelindung mereka.

Dia adalah Hody Childress yang menghabiskan seluruh hidupnya di Geraldine, bekerja sebagai petani dan karyawan fasilitas Lockheed Martin Space terdekat.

 BACA JUGA: Buntut Kisruh Opioid, 2 Apotek Terbesar AS Setuju Bayar Ganti Rugi Lebih dari Rp157 Triliun

Dikutip BBC, keluarganya menggambarkan dia sebagai pria yang rendah hati, cinta Tuhan, yang sering mengirim kartu ucapan selamat dengan tulisan tangan dan berbagi sayuran dari kebunnya dengan tetangga.

BACA JUGA: Sidak Apotek di Johar Baru, Obat Sirup Dilarang BPOM Sudah Disortir

Tetapi bahkan keluarganya tidak tahu satu rahasia besar. Setiap bulan, selama hampir satu dekade, Childress mendonasikan USD100 (Rp1.5 juta) ke apotek setempat untuk siapa saja yang tidak mampu membayar resep.

Selama bertahun-tahun, dia memberikan hampir USD12.000 (Rp181 juta) kepada masyarakat, tetapi kemurahan hatinya datang dengan satu syarat yakni jangan beri tahu siapa pun.

Brooke Walker mengatakan dia telah menjadi apoteker di toko obat kota Geraldine , selama hampir dua tahun ketika Childress, yang merupakan pelanggan tetap, mengajukan pertanyaan kepadanya.

"Dia menarik saya ke samping dan berkata, 'Apakah Anda pernah memiliki seseorang yang tidak dapat membayar pengobatannya?' dan saya berkata, 'Ya, sayangnya, itu sering terjadi,” terangnya.

Dia berkata Childress menyerahkan selembar uang terlipat.

"Lain kali itu terjadi, apakah Anda akan menggunakan ini? Jangan katakan dari mana asalnya, dan jangan beri tahu saya siapa yang membutuhkannya, katakan saja itu berkat dari Tuhan,” ujarnya.

Walker kemudian menelepon Childress untuk memberi tahu dia betapa kemurahan hatinya sangat berarti bagi pelanggan yang telah dibantunya. Dia berterima kasih padanya dan dia berkata dia mengakhiri panggilan dengan perasaan terpesona oleh kemurahan hatinya. Dia pikir itu akan menjadi kebaikan satu kali.

Tapi bulan berikutnya, dia datang dan melakukan hal yang sama. "Itu berlanjut setiap bulan selama hampir 10 tahun," katanya.

"Aku tidak pernah melihatnya selama ini dan dia selalu berkata, 'Simpan ini di antara kita,” lanjutnya.

Tidak ada yang mengetahui rahasia ini, termasuk keluarga dan anak-anaknya. Sang putri Tania Nix juga tidak mengetahui hal ini.

Namun, setelah berjuang melawan penyakit selama bertahun-tahun, sang ayah tidak dapat meninggalkan rumahnya. Dan suatu hari, dia meminta bantuan Nix.

"Dia berkata, 'Saya telah melakukan sesuatu untuk sementara waktu dan saya ingin terus melakukan ini,'" terangnya.

"Dia berkata, 'Saya ingin Anda membawa uang USD100 (Rp1,5 juta) ke toko obat, pada awal bulan, selama saya masih hidup,” lanjutnya.

Permintaan itu tidak mengejutkannya. Sebagai seorang veteran Angkatan Udara dan seorang yang beriman, dia berkata bahwa ayahnya sangat peduli pada komunitas dan negaranya dan selalu berusaha membantu orang lain dengan cara apa pun yang dia bisa.

Childress meninggal pada 1 Januari 2023. Dia berusia 80 tahun.

Nix awalnya memiliki emosi yang campur aduk tentang berbagi rahasia ayahnya tetapi merasa terdorong untuk berbicara tentang kemurahan hatinya di pemakamannya karena itu menunjukkan pria seperti apa dia.

Setelah itu, dia berkata seorang anggota staf dari sekolah menengah setempat mendekatinya untuk mengucapkan terima kasih.

Putranya telah diberi resep Epi-pen, tetapi keluarganya berjuang untuk membayar biaya USD600 (Rp9 juta) untuk suntikan adrenalin yang menyelamatkan jiwa. Kemurahan hati Childress membantu menutupi biaya.

"Dia bilang ayah saya mungkin bisa menyelamatkan nyawa putranya," ungkapnya.

Berita altruisme ayahnya dengan cepat menyebar ke seluruh komunitas dan media.

Setelah ceritanya dilaporkan di Washington Post minggu ini, Walker mengatakan apoteknya mulai menerima telepon dari seluruh AS dari orang-orang yang ingin membantu agar dana tetap berjalan.

Nix mengatakan tampaknya negara ini semakin menjauh, tetapi sikap ayahnya telah menjadi pengingat akan pentingnya kebaikan dan komunitas.

"Orang-orang peduli, dan ada harapan di luar sana," ujarnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement