Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gantikan Jacinda Ardern, Chris Hipkins Resmi Dilantik Jadi PM Selandia Baru ke-41

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 25 Januari 2023 |12:39 WIB
Gantikan Jacinda Ardern, Chris Hipkins Resmi Dilantik Jadi PM Selandia Baru ke-41
Chris Hipkins resmi dilantik sebagai PM Selandia Baru (Foto: Reuters)
A
A
A

SYDNEY - Ketua Partai Buruh terpilih Chris Hipkins telah dilantik sebagai Perdana Menteri (PM) Selandia Baru ke-41 pada pada Rabu (25/1/2023), kurang dari seminggu setelah Jacinda Ardern mengumumkan pengunduran dirinya yang mengejutkan.

Hipkins, 44 tahun, merupakan kandidat tunggal untuk menggantikan Ardern sebagai ketua partai berkuasa itu, dan sebagai perdana menteri, dalam musyawarah cepat partai.

Dikutip Antara, langkah itu dilakukan menyusul pengumuman pengunduran diri Ardern pada 19 Januari lalu, dan ia juga akan keluar dari parlemen pada April tahun lalu.

BACA JUGA:  PM Selandia Baru Jacinda Ardern Tegaskan Tak Ada Penyesalan Soal Keputusan untuk Mundur

Hipkins disumpah oleh Gubernur Jenderal Selandia Baru Cindy Kiro di ibukota Wellington, bersama Wakil Perdana Menteri Carmel Sepuloni. Hipkins juga dilantik sebagai Menteri keamanan nasional dan intelijen.

BACA JUGA: PM Selandia Baru Jacinda Ardern Siap Mundur Bulan Depan, Pemimpin Perempuan di Forum Ekonomi Dunia Terkejut 

Setelah pengambilan sumpah, Hipkins mengatakan bahwa ia “berenergi dan bersemangat untuk menghadapi tantangan ke depan".

Berkarir sebagai seorang politikus yang berpengalaman, Hipkins sebelumnya menjabat ketua Dewan Perwakilan Rakyat serta memiliki portfolio di bidang pendidikan, kepolisian dan pelayanan publik.

Ia memiliki reputasi sebagai "Tuan Perbaikan" (Mr. Fix-it) partai ketika mengelola masalah-masalah yang sulit. Hipkins juga popular di tengah masyarakat Selandia Baru untuk upayanya memimpin langkah tanggapan terhadap pandemi virus corona sebagai menteri yang bertanggung jawab.

Hipkins sekarang dibebani tugas untuk menarik kembali suara pemilih menjelang pemilihan umum pada Oktober mendatang.

Hal itu karena posisi Partai Buruh masih tertinggal dari oposisi utamanya, Partai Nasional, dalam jajak pendapat akibat sejumlah kebijakan kontroversial dan meningkatnya tekanan biaya hidup.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement