“Ini menunjukkan tanpa keraguan bahwa masalah polusi plastik semakin besar dan didorong oleh produsen polimer, yang tentu saja didorong oleh sektor minyak dan gas,” kata Andrew Forrest, pendiri Minderoo dan Kepala eksekutif bijih besi perusahaan raksasa Fortescue Metals.
Dia mengusulkan "premi polimer" pada setiap kilogram polimer plastik yang terbuat dari bahan bakar fosil untuk memberi orang, perusahaan, dan pemerintah insentif keuangan untuk mendaur ulang lebih banyak.
“Di dunia maju, pembayaran polimer itu akan mengarah pada pengumpulan mekanis otomatis. Di negara berkembang, ini akan mengarah pada orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan, memiliki pekerjaan untuk memastikan tidak ada sampah plastik yang masuk ke laut, tidak ada sampah plastik di jalanan, tidak ada sampah plastik yang meracuni satwa liar,” katanya.
Pada tahun lalu, Majelis Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa, badan pembuat keputusan tingkat tertinggi di dunia tentang lingkungan, setuju untuk membuat perjanjian polusi plastik global pertama di dunia.
Sebuah komite antar pemerintah bekerja hingga batas waktu hingga 2024 untuk menyusun perjanjian yang mengikat secara hukum yang akan membahas siklus hidup penuh plastik, mulai dari produksi dan desainnya hingga pembuangannya.
(Susi Susanti)