Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Candi Borobudur: Warisan Dinasti Syailendra yang sempat Hilang dan Kini Jadi Objek Wisata Dunia

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Kamis, 09 Februari 2023 |05:14 WIB
Candi Borobudur: Warisan Dinasti Syailendra yang sempat Hilang dan Kini Jadi Objek Wisata Dunia
Ilustrasi/ Doc: Leiden University
A
A
A

Sampai saat ini, belum ditemukan sumber-sumber tertulis yang menyebutkan secara pasti kapan Candi Borobudur dibangun serta berapa lama proses pembangunannya. Oleh sebab itu, usia Candi Borobudur tidak dapat ditentukan secara pasti.

Para ahli memperkirakan candi ini dibangun pada abad ke-8. Perkiraan itu berdasar pada analisis paleografis terhadap tulisan yang terpahat di atas relief Karmawibangga -relief yang menggambarkan sebab akibat perbuatan baik di kaki Candi Borobudur—dibandingkan dengan tulisan pada prasasti lain yang telah diketahui penanggalannya.

Candi Borobudur dibangun menggunakan dua juta batu andesit yang berasal dari sungai di sekitar wilayah candi.

Menurut legenda, Candi Borobudur didirikan oleh arsitek bernama Gunadharma, tetapi secara historis hal itu belum diketahui secara pasti.

Sedangkan sejarawan J.G. de Casparis dalam disertasinya yang diterbitkan pada 1950 memperkirakan pendiri Candi Borobudur adalah Smaratungga yang memerintah pada tahun 782-812 pada masa Dinasti Syailendra.

Tetapi menurut Casparis, pembangunan Borobudur memakan waktu hingga setengah abad dan baru selesai pada masa putrinya, yakni Ratu Pramudawardhani.

Arkeolog asal belanda, W.F. Sutterheim menyebutkan bahwa Candi Borobudur dihiasi dengan lebih dari 2.500 panel relief dan 504 patung. Kubah pusatnya memiliki 72 patung yang berada di dalam stupa.

Restorasi perdana

 

Pada 1882, muncul usulan untuk menghancurkan candi tersebut dan memindahkan seluruh reliefnya ke museum. Tetapi pemerintah Hindia-Belanda saat itu menugaskan Roeneveld meneliti kondisi Candi Borobudur. Hasilnya ternyata menunjukkan bahwa kondisinya tidak seburuk yang dibayangkan.

Setelah itu, Ketua Masyarakat Arkeologi di Yogyakarta, JW Yzerman, menemukan bagian kaki candi dengan ukiran relief. Temuan itu memicu munculnya kesadaran bahwa diperlukan langkah nyata untuk melindungi Candi Borobudur.

Pemerintah kemudian membentuk komite khusus untuk menyusun rencana perlindungan fisik Candi Borobudur pada 1900. Kemudian pada 1905, pemerintah Belanda menyetujui proposal komite untuk mengalokasikan anggaran sebesar 48.800 gulden dan menunjuk Theodor van Erp untuk menjalankan proyek restorasi itu.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement