Akhirnya, lanjut Gustia, korban disekap hingga tidak diberi makan. Beberapa hari kemudian, ia melihat jasad korban sudah terkapar di tanah dengan kondisi mengkhawatirkan. Gustia menduga korban stres dan memilih jalan pintas dengan cara bunuh diri loncat dari gedung.
“Bunuh dirinya Selasa (7/2/2023) jam 03.00 subuh. Sempat dibawa ke rumah sakit, tapi tidak tertolong. Jam 05.00 pagi meninggal, soalnya kepalanya pecah, otaknya keluar jadi tidak bisa tertolong. Saat ini korban sudah dikuburkan di kuburan massal khusus buat TKW kaburan," ujar Gustia.
Sementara itu, Kapolsek Sukalarang, AKP Asep Jenal Abidin membenarkan adanya kejadian tersebut, dirinya yang menelusuri berbagai keterangan yang didapatkan, hingga berhasil menemukan pihak keluarga korban yang berada di wilayah Kecamatan Sukalarang.
"Setelah mendapatkan informasi adanya peristiwa tersebut, kami Polsek Sukalarang melakukan penelusuran informasi, dan alhamdulilah berhasil menemukan pihak keluarga korban di rumahnya," ujar Asep kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (10/2/2023).
Lebih lanjut Asep mengatakan, berdasarkan keterangan keluarga, saat korban berangkat ke luar negeri meninggalkan suami dan anak. Korban pergi secara ilegal dan keluarga membenarkan foto yang diunggah pada sosial media Facebook tersebut adalah SN (42) warga Kampung Elos RT 031/007, Desa Titisan, Kecamatan Sukalarang, Kabupaten Sukabumi.
"Pihak keluarga sudah tahu (korban) meninggal, jadi informasi awalnya, (korban merupakan butuh migran) ilegal sudah pindah-pindah tempat kos, dan kabur-kaburan. Sempat diarahkan ke KBRI kalau mau pulang," pungkasnya.
(Awaludin)