TEHERAN – Pejabat Iran mengatakan bahwa ratusan siswa perempuan di kota Qom telah diracuni agar tidak dapat bersekolah. Komentar ini muncul setelah terjadinya kasus keracunan pernafasan di kota suci Iran itu dalam beberapa bulan terakhir.
Wakil Menteri Pendidikan Iran Younes Panahi pada Minggu, (26/2/2023) mengklaim bahwa "beberapa orang" meracuni siswi di Qom dengan tujuan menutup pendidikan untuk anak perempuan.
BACA JUGA: Taliban Langgar Janji, Hanya Bolehkan Perempuan Sekolah hingga Tamat SD
“Ditemukan bahwa beberapa orang menginginkan semua sekolah, terutama sekolah perempuan, ditutup,” kata Panahi kepada saluran berita lokal, sebagaimana dilansir AFP.
Dilaporkan, sejak akhir November, ratusan kasus keracunan pernafasan telah dilaporkan di kalangan siswi terutama di Qom, selatan Teheran. Beberapa siswi bahkan membutuhkan perawatan rumah sakit untuk dapat pulih.
BACA JUGA: 62 Juta Anak Perempuan Tidak Sekolah, Dunia Merugi
Kejadian ini mendorong para orang tua untuk mencari penjelasan dari pihak berwenang.
Pada 14 Februari, orang tua para siswa yang sakit berkumpul di luar gubernur kota untuk "meminta penjelasan" dari pihak berwenang, lapor IRNA. Keesokan harinya Juru Bicara Pemerintah Ali Bahadori Jahromi mengatakan kementerian intelijen dan pendidikan sedang berusaha menemukan penyebab peracunan tersebut, lapor AFP.
Namun, sebelumnya, menteri pendidikan Youssef Nouri menyebut laporan tentang peracunan siswi sebagai "rumor", mengklaim bahwa siswa yang dibawa ke rumah sakit memiliki "penyakit yang mendasarinya".
Peracunan itu terjadi beberapa hari setelah Iran dan China mendesak tetangga bersama Afghanistan untuk mengakhiri pembatasan pekerjaan dan pendidikan perempuan. Kedua belah pihak meminta para penguasa Afghanistan untuk membentuk pemerintahan inklusif di mana semua kelompok etnis dan kelompok politik benar-benar berpartisipasi, dan membatalkan semua tindakan diskriminatif terhadap perempuan, etnis minoritas, dan agama lainnya.
(Rahman Asmardika)