JAKARTA - Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara memiliki andil besar dalam pembebasan Irian Barat atau Papua dari tangan Belanda. Momen itu terjadi pada 21 Mei 1962 di mana pasukan Baret Jingga ini untuk pertama kalinya mengibarkan Sang Saka Merah Putih di Bumi Papua.
Hal ini bermula dari keinginan Belanda mendirikan negara boneka di Irian Barat. Niat busuk ini terendus Presiden Soekarno. Soekarno mengutus Adam Malik untuk bertemu perwakilan Belanda terkait hal itu pada 1961.
BACA JUGA:Pimpin Sertijab Danpaspampres, Panglima Yudo: Moto Setia Waspada Jangan Hanya Jadi Slogan
“Dam, saya mau berikan opdracht (perintah) supaya kami bertemu wakil Belanda. Saya ingin tahu apa Belanda benar mempunyai keinginan untuk menyelesaikan masalah Irian Barat,” ujar Soekarno dilansir buku ‘Maria van Engels’, Senin (27/2/2022).
Awal Desember pada tahun yang sama di Bonn (Jerman Barat), perundingan pun berlangsung dan sayangnya “dicederai” penyampaian resolusi kepada Dewan Keamanan (DK) PBB dari Menteri Luar Negeri Belanda, Joseph Luns, yang berniat memisahkan Irian Barat dari Indonesia.
BACA JUGA:Podcast Aksi Nyata: Cerita Pemulung Kampung Sawah yang Berjuang Hidup di Tengah Keterbatasan
Mendengar hal itu, Soekarno melantangkan seruan, “Gagalkan usaha Belanda mendirikan Negara Papua!”. Soekarno pun menegaskan bahwa sebelum ayam jantan berkokok pada 1 Januari 1963, Irian Barat sudah harus dibebaskan dari Belanda!
Tri Komando Rakyat (Trikora) pun digagas dengan merancang Komando Mandala. Sejumlah operasi pun digelar, termasuk penerjunan 54 anggota Pasukan Gerak Tjepat (PGT), (cikal bakal Kopasgat) di Teminabuan pada 19 Mei 1962.
Mereka terjun di atas tangsi Belanda dan langsung terjadi kontak senjata. Kendati dua prajurit gugur, yakni Kopral Udara II Alex Sangido dan Wangko, pasukan Belanda yang terkejut memilih mundur ke wilayah Kota Teminabuan.
Setelah konsolidasi segenap pasukan penerjun dilakukan dengan mengumpulkan 40 personel di Kampung Wersar, Sersan Udara II Mengko melahirkan inisiatif untuk para pasukannya menebang pohon untuk dijadikan tiang kayu. Bendera merah putih pun dikeluarkan dari ranselnya untuk kemudian dikibarkan.