Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Lebih dari 1.000 Siswi Diracun, Pemimpin Tertinggi Iran: Kejahatan Tak Termaafkan!

Rahman Asmardika , Jurnalis-Selasa, 07 Maret 2023 |07:24 WIB
Lebih dari 1.000 Siswi Diracun, Pemimpin Tertinggi Iran: Kejahatan Tak Termaafkan!
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: Reuters)
A
A
A

DUBAI - Pemimpin tertinggi Iran mengatakan pada Senin, (6/3/2023) bahwa peracunan siswi yang terjadi di negara itu adalah kejahatan "tak termaafkan" yang harus dihukum mati jika disengaja, demikian dilaporkan TV pemerintah. Pernyataan itu disampaikan Ayatollah Ali Khamenei di tengah kemarahan publik atas gelombang dugaan serangan peracunan di sekolah.

Lebih dari 1.000 anak perempuan jatuh sakit setelah diracun sejak November, menurut media dan pejabat pemerintah, dengan beberapa politisi menyalahkan kelompok agama yang menentang pendidikan anak perempuan.

Peracunan terjadi pada saat kritis bagi penguasa ulama Iran setelah berbulan-bulan protes sejak kematian seorang wanita muda yang ditahan oleh polisi karena melanggar aturan jilbab.

"Pihak berwenang harus secara serius menindaklanjuti masalah peracunan siswa," kata Ayatollah Ali Khamenei seperti dikutip oleh TV pemerintah.

"Jika terbukti kesengajaan, para pelaku kejahatan yang tak termaafkan ini harus dihukum mati."

Keracunan dimulai pada November di kota suci Muslim Syiah Qom dan menyebar ke 25 dari 31 provinsi Iran, mendorong beberapa orang tua mengeluarkan anak-anak dari sekolah dan melakukan protes.

Pihak berwenang menuduh "musuh" Iran menggunakan serangan itu untuk melemahkan institusi ulama. Tapi kecurigaan telah jatuh pada kelompok garis keras yang beroperasi sebagai penjaga interpretasi mereka terhadap Islam.

Beberapa aktivis menuduh pembentukan mendalangi peracunan sebagai balas dendam terkait protes oleh para wanita, termasuk para pelajar, yang menentang aturan wajib berjilbab yang diterapkan pemerintah.

"Sekarang gadis-gadis Iran membayar harga untuk melawan kewajiban jilbab (kerudung) dan telah diracuni oleh lembaga ulama," cuit aktivis Iran terkemuka yang berbasis di New York, Masih Alinejad.

Khawatir akan dorongan baru untuk protes, pihak berwenang meremehkan peracunan tersebut. Penyelidikan yudisial sedang berlangsung, meskipun belum ada rincian temuan yang dirilis.

Setidaknya satu sekolah anak laki-laki juga menjadi sasaran di Kota Boroujerd, lapor media pemerintah.

(Rahman Asmardika)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement