PM Finlandia, Sanna Marin yang Keras Melawan Rusia Terguling
FINLANDIA - Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin, kalah dalam pemilihan parlemen pada Minggu (2/4/2023). Partai oposisi National Coalition Party (NCP) yang beraliran kanan meraih kemenangan melalui pertarungan ketat.
NCP yang probisnis tersebut diperkirakan akan meraup 48 dari total 200 kursi di parlemen, unggul tipis atas Finns Party dengan 46 suara, sementara Sosial Demokrat, partai Marin meraih 43 kursi.
"Kami meraih mandat paling besar," ujar pemimpin NCO, Petteri Orpo dikutip Reuters, Senin (3/4/2023).
BACA JUGA:
Orpo sempat berjanji untuk memperbaiki Finlandia dan ekonomi negara itu. Orpo akan mendapatkan kesempatan pertama untuk membentuk koalisi untuk mendapatkan mayoritas suara di parlemen. Dengan kekalahan ini kepemimpinan Marin diperkirakan akan segera berakhir.
"Kami mendapatkan dukungan, kami mendapatkan lebih banyak kursi di parlemen. Hasil yang luar biasa, meski kami belum menyelesaikan hari pertama penghitungan," kata Marin dalam pidato kepada anggota partai.
BACA JUGA:
Diketahui, NCP memang memimpin jajak pendapat selama hampir dua tahun meski keunggulan tersebut menurun dalam beberapa bulan terakhir. Mereka berjanji akan mengurangi pengeluaran dan utang negara yang telah mencapai 70 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sejak Marin menjabat pada 2019.
Orpo menuduh Marin mendorong Finlandia ke jurang resesi ekonomi saat Eropa mengalami krisis energi yang dipicu oleh perang di Ukraina, serta membuat biaya hidup masyarakat semakin meningkat.
Menurut Orpo, ia akan bernegosiasi dengan seluruh kelompok mayoritas di parlemen, sementara Marin menyatakan bahwa partai Sosial Demokrat siap bekerja sama dengan NCP.
Popularitas Marin tertolong oleh kebijakannya bersama Presiden Sauli Niinisto, yaitu perjuangan menjadikan Finlandia sebagai anggota NATO setelah Rusia menginvasi Ukraina.
