Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Serangan Barbar Burkina Faso Tewaskan 44 Orang, Tak Ada Kelompok yang Mengaku Bertanggung Jawab

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 10 April 2023 |08:58 WIB
Serangan <i>Barbar</i> Burkina Faso Tewaskan 44 Orang, Tak Ada Kelompok yang Mengaku Bertanggung Jawab
Serangan Burkina Faso tewaskan 44 orang (Foto: AFP)
A
A
A

SAHEL - Sekitar 44 orang tewas setelah dua serangan mematikan di Burkina Faso utara pada Kamis (6/4/2023).

Serangan kembar terjadi di desa Kourakou dan Tondobi di wilayah Sahel, dekat perbatasan Niger.

Tidak ada kelompok yang mengaku melakukan serangan, tetapi kekerasan jihadis biasa terjadi di daerah tersebut dan para pejabat menyalahkan "kelompok teroris bersenjata".

Kelompok militan yang terkait dengan al-Qaeda dan Negara Islam (ISIS) diketahui beroperasi di wilayah tersebut.

Letnan-Gubernur wilayah Sahel, Rodolphe Sorgho, mengatakan para penyerang di balik serangan keji dan biadab telah ‘dimatikan’.

Penduduk desa lainnya dilaporkan terluka dalam serangan itu, tetapi tidak jelas berapa jumlahnya. Sorgho mengatakan tindakan untuk menstabilkan daerah sedang berlangsung.

Seorang penduduk mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa "sejumlah besar teroris masuk ke desa" dan dia mendengar suara tembakan sepanjang malam.

"Pada Jumat pagi kami melihat ada beberapa lusin yang tewas," katanya.

AFP juga melaporkan bahwa pembunuhan itu sebagai pembalasan atas hukuman mati tanpa pengadilan terhadap dua jihadis yang mencoba mencuri ternak beberapa hari sebelumnya.

Pembunuhan mematikan yang terjadi pada Kamis (6/4/2023) malam terjadi di dekat desa Seytenga, di mana puluhan orang tewas Juni lalu.

Burkina Faso dan tetangganya menghadapi pemberontakan jihadis yang berlarut-larut sejak 2013.

Ribuan orang tewas selama krisis dan lebih dari dua juta orang mengungsi. Kekerasan tersebut telah menyebabkan gejolak politik yang signifikan di negara tersebut.

Militer - dipimpin oleh Letkol Paul-Henri Damiba - merebut kekuasaan di negara itu pada Januari tahun lalu, menjanjikan diakhirinya kekerasan.

Tapi dia gagal menghentikan serangan, dan dia disingkirkan dalam kudeta kedua oleh Kapten Ibrahim Traoré pada September berikutnya.

Kapten Traoré telah berjanji untuk memenangkan kembali wilayah dari para jihadis, dan mengadakan pemilihan demokratis pada Juli 2024.

Panglima militer barunya, Kolonel Celestin Simpore, berjanji awal pekan ini untuk meningkatkan "serangan dinamis" untuk melawan para jihadis.

Tetapi Kapten Traoré juga meminta agar pasukan Prancis meninggalkan negara itu dan ada spekulasi luas bahwa dia mungkin mulai bekerja dengan tentara bayaran Rusia.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement