Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Sedih Seorang Nenek yang Harus Membesarkan 12 Cucunya Usai Sang Anak Meninggal saat Melahirkan

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 17 April 2023 |16:23 WIB
Kisah Sedih Seorang Nenek yang Harus Membesarkan 12 Cucunya Usai Sang Anak Meninggal saat Melahirkan
Kisah sedih seorang nenek yang harus membesarkan 12 cucunya usai sang anak meninggal saat melahirkan (Foto: CNN)
A
A
A

DETROIT – Patricia Pouncey merasa mati rasa setiap kali memikirkan kematian tragis putrinya, Nikita Washington, pada Desember tahun lalu.

Washington, seorang ibu kulit hitam dari Detroit, meninggal di Rumah Sakit Universitas Harper satu hari setelah melahirkan melalui operasi caesar untuk anak ke-12nya, seorang anak laki-laki bernama Nathaniel.

Pouncey, yang sekarang membesarkan Nathaniel dan 11 anak putrinya yang lain, mengatakan rasa sakit kehilangannya diperburuk oleh kebingungan tentang apa yang menyebabkan kematiannya.

“Saya hanya punya banyak pertanyaan sekarang,” terangnya, dikutip CNN.

“Saya selalu bertanya pada diri sendiri, ‘Apa yang salah?,” lanjutnya.

Pouncey mengatakan putrinya pergi ke rumah sakit sendirian untuk melahirkan karena suaminya dipenjara, dan dia harus tinggal di rumah merawat cucunya yang lain.

Pouncey sekarang menyesal tidak menemani putrinya ke rumah sakit.

Washington dirawat karena tekanan darah tinggi di rumah sakit. Dia menjalani operasi caesar pada malam tanggal 22 Desember. Setelah beberapa jam berlalu tanpa kabar, saudara perempuan Washington pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya.

Keesokan paginya, keluarga mengetahui bahwa bayi itu lahir dengan sehat. Namun, saat dokter merawat Washington karena jahitan yang longgar dan pendarahan yang berlebihan, dia meninggal dunia.

Sertifikat kematian dari Wayne County Clerk yang ditinjau oleh CNN menunjukkan bahwa Washington, 35, meninggal karena pendarahan pascapersalinan dan komplikasi dari beberapa kali operasi caesar.

Tapi Pouncey mengatakan dia bertanya-tanya apakah para dokter melakukan segalanya untuk menyelamatkan putrinya.

“Saya belum berbicara dengan siapa pun dari rumah sakit. Saya belum menerima apa pun dari mereka. Yang saya miliki hanyalah sertifikat kematian,” terangnya.

Seorang juru bicara Detroit Medical Center, yang mengoperasikan Rumah Sakit Universitas Harper, merilis pernyataan kepada CNN yang mengatakan tidak dapat mengomentari kematian Washington.

“Pikiran dan doa kami untuk keluarga atas kehilangan orang yang mereka cintai,” kata pernyataan itu.

“Kami tidak dapat membahas secara spesifik mengenai perawatan individu mana pun karena undang-undang privasi pasien,” lanjutnya.

Menurut data terbaru dari Pusat Statistik Kesehatan Nasional, tingkat kematian ibu di negara itu meningkat secara signifikan pada 2021, dengan wanita kulit hitam meninggal pada tingkat 2,6 kali lebih tinggi daripada wanita kulit putih.

Pouncey mendesak anggota keluarga wanita hamil, dan melahirkan untuk membantu mengadvokasi orang yang mereka cintai, mengajukan pertanyaan, dan menuntut agar dokter dan perawat menguraikan terminologi medis.

“Saya mengkhawatirkan setiap ibu,” ujarnya.

“Jangan sekali-kali membuat kesalahan yang saya buat, membiarkan anak Anda pergi (ke rumah sakit) sendirian. Kita perlu lebih memperhatikan apa yang sedang terjadi,” ungkapnya.

Pouncey bersandar pada imannya untuk maju dan membesarkan anak-anak Washington, usia tiga bulan hingga 19 tahun. Dan dia berterima kasih atas sumbangan yang membantu keluarga tersebut membeli rumah yang lebih besar dan kendaraan yang dapat diandalkan.

Dia ingin putrinya dikenang sebagai orang yang manis dan suka memberi, sosok yang senang menata rambut, mendengarkan musik, dan bersama keluarga.

"Tuhan bersama kita," tambahnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement