PULAU Onrust, daratan yang dulunya menjadi lokasi pemberangkatan jamaah haji Indonesia menuju Arab Saudi. Lokasinya berada di kawasan Pulau Seribu.
Di masa penjajahan Belanda, melalui jalur laut jamaah haji diberangkatkan ke Tanah Suci, dikenal dengan sebutan embarkasi. Tahun 1911 sampai 1933 Pulau Onrust menjadi Karantina Haji.
Sebagaimana dikutip dari puskeshaji.depkes. Pulau Onrust dikelilingi tiga pulau lainnya, meliputi Pulau Bidadari, Pulau Kelor, Pulau Cipir atau Pulau Kayangan.
Alwi Shahab, Budayawan Betawi pernah menulis, bahwa sekitar 3.500 jamaah haji ditampung untuk pemeriksaan kesehatan. Jamaah haji itu berasal dari seluruh Nusantara.
Tanpa terkecuali, para jamaah diharuskan dikarantina di pulau yang luasnya sekitar 7,5 hektare itu. Mereka kembali diperiksa kesehatannya setiba di Onrust dari Cipir.
Ada enam petugas kesehatan Belanda turut menangani jamaah haji. Sementara jamaah haji yang meninggal dikuburkan dengan sangat sederhana.
Jenazah-jenazah jamaah haji dimakamkan di sembarang tempat. Mirisnya, mereka dikuburkan sama sekali tidak memperhitungkan arah kiblat.
Masih bisa dijumpai sisa-sisa reruntuhan bangunan barak asrama haji di Pulau Onrust. Kemudian, ada juga bangunan bekas rumah Rumah Sakit Karantina Haji yang berfungsi pada 1911 sampai 1933 di Pulau Cipir.
Para jamaah haji yang terkena penyakit menular harus menjalani karantina di pulau ini. Bisa dilihat dari reruntuhan barak karantina haji ( Pilgrim Quarantine Barracks ) yang di bangun tahun 1911.
Barak yang tersedia sebanyak 35 unit. Setiap barak menampung 100 jamaah haji.
Latar Belakang Nama Onrust
Berasal dari bahasa Belanda, Onrust memiliki arti "tanpa Istirahat" atau sibuk. Sementara penduduk setempat menyebutnya pulau kapal.
Penyebutan itu dilatarbelakangi karena pada abad 17 -18 pulau ini sangat sibuk disinggahi banyak kapal VOC. Selain itu, Pulau Onrust juga berfungsi sebagai tempat perbaikan dan pembuatan kapal.
Belanda juga pernah memfungsikan Pulau Onrust sebagai Pangkalan Angkatan Laut pada 1848. Namun, porak-poranda setelat diterjang tsunami letusan gunung Krakatau tahun 1883.
Seiring waktu, kegiatan karantina haji dipindahkan ke Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 1933. Pulau Onrust oleh pemerintah di awal kemerdekaan juga pernah dimanfaatkan sebagai rumah sakit karantina bagi penderita penyakit menular.
Pengawasannya berada di bawah Departemen Kesehatan RI hingga awal 1960. Namun, Pulau Onrust kembali berubah fungsi dengan menjadi tempat menampung gelandangan dan pengemis serta untuk latihan militer sejak 1960 sampai 1965.
Peristiwa penjarahan besar-besaran yang terjadi di Pulau Onrust pada 1968 membuat bangunan bersejarah rusak dan tinggal puing-puing.
(Arief Setyadi )