Kementerian Dalam Negeri menyebutkan jumlah keseluruhan pengunjuk rasa sebanyak 782.000, termasuk 112.000 di ibu kota Paris, tetapi serikat pekerja CGT mengatakan jumlahnya tiga kali lipat dari jumlah itu.
Para pemimpin serikat bersikeras bahwa penentangan selama berbulan-bulan terhadap reformasi tidak berkurang.
"Halaman tidak akan dibalik selama tidak ada pencabutan reformasi pensiun ini. Tekad untuk menang tetap utuh," kata pemimpin CGT Sophie Binet, dikutip AFP.
Di Paris, seorang petugas polisi menderita luka bakar serius di tangan dan wajahnya ketika terkena bom bensin, kata Darmanin.
Kekerasan juga pecah di Lyons, Toulouse dan Nantes, di mana kendaraan dibakar dan bisnis diserang.
Ada juga laporan bahwa pengunjuk rasa sempat menduduki sebuah hotel mewah di selatan kota Marseille. Untuk pertama kalinya sejak 2009 delapan serikat pekerja teratas Prancis mendukung seruan untuk protes pada Senin (1/5/2023).
Darmanin menuduh kelompok sayap kiri yang dikenal sebagai blok hitam dan berjumlah beberapa ribu berada di belakang kekerasan dan mendesak bahwa "mereka yang menyerang polisi dan properti publik dihukum berat".