"Kami akan terus mencatat para wanita penghibur dan berharap kebenaran tentang kekerasan seksual tidak hilang dengan kematian mereka," kata yayasan itu dalam sebuah pernyataan, dikutip BBC.
"Kami akan terus menuntut pemerintah Jepang untuk meminta maaf dan memberi kompensasi kepada para wanita ini dan keluarga mereka," tambahnya.
Seperti diketahui, Taiwan dijajah oleh Jepang dari 1895 hingga 1945. Meskipun ada banyak tugu peringatan yang didedikasikan untuk kontribusi Jepang ke pulau itu selama masa kolonial. Kemudian pada 2018 tugu peringatan pertama untuk "wanita penghibur" didirikan di kota selatan Tainan.
Protes pun terjadi ketika seorang aktivis sayap kanan Jepang difilmkan menendang patung tersebut. Ini terjadi dua tahun setelah Taiwan membuka museum yang didedikasikan untuk "wanita penghibur" di ibu kota Taipei.
Keluhan sejarah telah lama menjadi titik sakit dalam hubungan Jepang dengan tetangganya.
Ribuan "wanita penghibur" ditarik dari Korea, dan masalah ini telah lama memicu perselisihan politik antara Tokyo dan Seoul.
Pada 2015, kedua pemerintah mencapai kesepakatan di mana Fumio Kishida, menteri luar negeri Jepang saat itu, meminta maaf atas "penghinaan besar terhadap kehormatan dan martabat sejumlah besar perempuan".