JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan selama sepekan terakhir terjadi bencana sebanyak 22 kali kejadian. Dimana lebih dari 50% didominasi oleh kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
“Kita melihat dari dua minggu yang lalu kebakaran hutan setiap minggu itu mulai dari 4 (kejadian), naik ke 8 dan sekarang ada 13 kali, sudah lebih dari 50% kejadian total dari 22 kejadian bencana,” ungkap Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dikutip dari Youtube BNPB, Rabu (31/5/2023).
Aam sapaan akrab Abdul Muhari mengatakan secara umum saat ini tren kejadian bencana di Indonesia didominasi oleh karhutla. “Jadi kalau biasanya dalam 2, 3 tahun terakhir, sepanjang tahun kita dihiasi oleh hujan dan tanah longsor, banjir bandang dan lain-lain, sekarang kita mulai bencana hidrometeorologi kering.”
Selain karhutla, Aam mengatakan masih ada kejadian bencana tanah longsor juga cuaca ekstrem namun tanpa hujan terjadi di Indonesia. “Meskipun masih ada tanah longsor, cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem sekarang biasanya cuaca ekstrem dengan hujan sekarang cuaca ekstrem tanpa hujan, jadi angin puting beliung tanpa diiringi oleh hujan,” katanya.
Tercatat dari 22 kejadian bencana sepekan terakhir, sebanyak 13 kejadian karhutla, 4 kejadian banjir, 3 kejadian cuaca ekstrem, 2 kejadian tanah longsor. Tersebar di 12 provinsi dan 19 kabupaten kota.
“Jadi memang meskipun kita sudah memasuki periode peralihan dari musim hujan ke musim kering. Kalau biasa di musim hujan angin puting beliung itu diiringi oleh hujan lebat sekarang sudah tanpa hujan,” ungkap Aam.
Aam pun mengimbau masyarakat bahwa intensitas kejadian karhutla akan semakin meningkat hingga Agustus mendatang sesuai dengan prakiraan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
“Kita masih punya banjir di beberapa tempat tapi intensitas dan frekuensi nya sangat turun. Jadi fokus kita mungkin memang dalam beberapa waktu kedepan sampai puncak musim kemarau yang diperkirakan oleh BMKG Agustus nanti kita harus benar-benar memperhatikan dan mewaspadai kebakaran hutan dan lahan,” tandasnya.
(Khafid Mardiyansyah)