Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Rekam Jejak Kolonel Arifin, Eks Komandan RS Darurat Covid-19 Terbesar di Dunia

Arief Setyadi , Jurnalis-Minggu, 18 Juni 2023 |15:30 WIB
Rekam Jejak Kolonel Arifin, Eks Komandan RS Darurat Covid-19 Terbesar di Dunia
Kolonel M Arifin (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA - Kolonel M Arifin, salah satu prajurit dari Sekolah Perwira TNI yang berkarier moncer. Ia adalah alumni Sekolah Perwira Prajurit Karier Tentara Nasional Indonesia (SEPA PK TNI) angkatan 2000.

Posisi berkesan yang pernah disandangnya ialah menjadi Komandan Lapangan Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) terbesar di dunia. Ia pun merupakan alumni SEPA PK TNI berpangkat kolonel termasuk cepat naik pangkatnya di Angkatan Laut.

Banyak tugas yang sukses diemban Kolonel Arifin, dari informasi yang dihimpun ia pernah menjadi Satgas Marinir di Kepulauan Aru pada 2005.

Kemudian, Satgas DVI kecelakaan Pesawat Sukhoi 2005. Ia juga dipercaya menjadi Satgas DVI kecelakaan Lion Air pada 2018. Di tahun yang sama menjadi Komandan Bataliyon Kesehatan Marinir.

Saat Covid-19 mewabah di dunia pada 2020. Kolonel Arifin ditunjuk menjadi Komandan Satuan Bataliyon Kesehatan Marinir untuk Obeservasi 245 WNI dari Wuhan di Pulau Natuna.

Pada tahun yang sama dia ditugaskan untuk melakukan Observasi Kapal World Dream dari Hong Kong (188 ABK) dan kapal Diamond Princess dari Jepang (69 orang) di Pulau Sebaru.

Hingga kemudian menjadi Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet. Saat menjadi Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet, ia mendapatkan pengalaman berbeda.

"Sehari-hari jabatan sehari-hari di RSDC Komandan Lapangan, di sini sudah melaksanakan tugas observasi Covid di Natuna, waktu itu jadi WNI yang dari Wuhan," katanya beberapa waktu lalu.

Menurutnya, ini manajamen lapangan berbeda dengan penyakit biasa. "Karena ini wabah yang baru kita ketahui, saya harus lebih sedikit percaya diri walau pun sebenarnya takut," imbuhnya.

Salah satu yang turut dikenangnya adalah pemilihan nama untuk tim tenaga kesehatan (nakes) di RSDC. Ia memilih nama Kobra, bukan tanpa alasan namun ada filosofinya.

"Kesehatan sendiri identik dengan simbol ular, kenapa saya ambilnya simbol ular, pertama karena bisanya mematikan, kita harapkan tim kita ini mempunya bisanya, bisa mematikan Covid, artinya kita harus bisa melawan," katanya.

Kedua, sambung Arifin, Kobra itu memiliki gerakan yang sangat cepat dalam menghadapi musuhnya. "Jadi dalam setiap operasi apapun kita harus punya pegangan yang menjadi penguatan dari mental, mental dari pasukan. Kita punya jargon, jangan pulang sebelum corona tumbang, jadi kalian di sini jangan cemen," katanya.

Arifin pun kerap menekankan kepada tim RSDC, bahwa yang mereka lakukan merupakan bagian dari sejarah. Sebab, ini pelajaran yang belum tentu ada atau bahkan tidak ada di bangku kuliah.

Salah satu upaya untuk melawan Covid-19 adalah dengan meningkatkan imunitas. Selama bertugas, Arifin pun memiliki cara untuk menjaga imunitas pasien, yakni dengan joget dan sawer.

Tak heran, di mata tim nakes RSDC, Arifin adalah sosok yang sangat menyenangkan. Tegas dalam memimpin, namun membuat nyaman rekan-rekannya.

Ini bagian dari sejarah, saya selalu sampaikan ke rekan2 di lapnagna, kalian trmasuk org2 yg bersuyukur krna in ipelajaran yg blm tentu ada dan memg tdk pernah ada di bangku kuliah.

"Sosok sangat humble, beliau tidak segan menyapa duluan, itu yang membuat nakes disini nyaman dibawa kepemimpinan beliau," ujar Akmal Maulana, salah satu Tim Medis RSDC Wisma Atlet.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement