Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Alasan di Balik Bangkai Kapal Titanic Dibiarkan di Dasar Samudra Atlantik

Destriana Indria Pamungkas , Jurnalis-Rabu, 28 Juni 2023 |20:35 WIB
Alasan di Balik Bangkai Kapal Titanic Dibiarkan di Dasar Samudra Atlantik
Ilustrasi (Foto: Freepik)
A
A
A

JAKARTA - Kapal Titanic, merupakan kapal yang dibangun pada awal abad ke-20 dan dianggap terbesar dan paling mewah pada masanya. Nahas, kapal tersebut mengalami kecelakaan pada pelayaran perdananya di Samudra Atlantik Utara.

Awal penemuan bangkai kapal, berbagai macam upaya dilakukan agar bangkai kapal berjuluk “The Ship of Dream” ini bisa diangkat. Mulai dari penggunaan derek yang dipasang di kapal penyelamat hingga menggunakan ribuan bola ping-pong.

Bahkan, tak berhenti di situ menempelkan balon berisi helium ke lambung kapal, hingga membekukan kapal seperti es batu agar bisa mengambang.

Semua ide dan cara tersebut tidak dapat direalisasikan karena setelah lebih dari 100 tahun tenggelam, bangkai Titanic menjadi rumah bagi ekosistem laut yang kaya dan menjadi habitat bagi banyak organisme laut.

Keasaman air laut juga telah melarutkan bejana kapal dan merusak puing-puing kapal. Para mikroba juga bertanggung jawab atas pertumbuhan stalaktit berkarat di sebagian besar lambung kapal dan terutama terlihat di pagar geladak yang semakin melemahkan strukturnya.

Hingga akhirnya bangkai kapal dibiarkan di dasar laut. Keberadaannya menjadi warisan sejarah dan sebagai peringatan tentang kecelakaan maritim yang tragis.

Peristiwa kecelakaan Kapal Titanic terjadi pada pelayaran perdananya. Berangkat dari Southampton, Inggris, menuju New York City, Amerika Serikat.

Pada malam kelam, 14 April 1912, Titanic bertabrakan dengan gunung es di Samudra Atlantik Utara. Benturan ini merusak lambung kapal dalam skala yang cukup serius dan menyebabkan air masuk ke dalam kapal.

Kecelakaan kapal Titanic menjadi salah satu bencana maritim paling terkenal dalam sejarah. Bangkai kapalnya baru ditemukan pada 1985 oleh Robert Ballard dan rekan-rekannya, para ilmuwan yang tengah bereksperimen dengan robot kapal selam berteknologi baru di masa itu.

Ballard menemukan bangkai kapal tersebut di kedalaman 3.962 meter di bawah permukaan laut Atlantik Utara dengan bangkai kapal yang sudah terbelah menjadi dua bagian.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement