PAPUA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melakukan pemutakhiran data gempa yang terjadi di Keerom Papua dari kekuatan M6,2 menjadi M6,0.
“Hasil analisis BMKG menunjukkan gempabumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,0,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Senin (3/7/2023).
Sebelumnya, BMKG melaporkan gempa Keerom Papua mempunyai kekuatan M6,2 dengan kedalaman 33 km. “Gempa mag:6.2, 03-Jul-23 09:51:38 WIB, Lok:3.71 LS,140.25 BT (69 km BaratDaya Keerom-Papua), Kedalaman:33 Km, tidak berpotensi tsunami,” dari info awal BMKG.
Setelah dilakukan update, tercatat episenter gempabumi terletak pada koordinat 3,78° LS ; 140,19° BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 79 Km arah Barat Daya Keerom, Papua pada kedalaman 10 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar aktif. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser ( strike-slip ),” tutup Daryono.
Selain itu, dia melaporkan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Wamena, dan Sentani dengan skala intensitas III MMI (Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan akan truk berlalu ) dan daerah Jayapura dengan skala intensitas II - III MMI ( Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 10.05 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock ),” tandasnya.
(Fahmi Firdaus )