"Tugas kita, tugas para pelajar adalah mengisi kemerdekaan. Cara kita mencintai negeri ini adalah dengan tidak mencederai persaudaraan dan persatuan. Dengan mencintai kerukunan para siswa ini tentunya diarahkan untuk bagaimana memiliki karakter Pancasila yang sesuai dengan lima sila yang ada," ujarnya.
Mantan Menteri Sosial itu berkeyakinan, berbagai peningkatan dan penguatan kapasitas, skill dan kompetensi membuka peluang bagi SMK untuk terus berprestasi dan diterima di Dunia Usaha, Dunia Industri dan Dunia Kerja (Dudika).
"Banyak dari siswa SMK sudah dipesan oleh banyak perusahaan ketika mereka berada di kelas XI maupun kelas XII. Kondisi ini berseiring dengan kontribusi SMK pada penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang signifikan, disumbang oleh SMK yang ada di Jawa Timur," katanya.
Lebih lanjut disampaikan Khofifah, TPT SMK di Jawa Timur dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Berdasarkan data BPS, TPT SMK Jatim pada bulan Agustus 2020 sebesar 11,89 persen, kemudian di tahun 2021 bulan Agustus turun di angka 9,54 persen dan per Agustus 2022 TPT menurun di angka 6,70 persen. Sehingga, tidak lagi menjadi TPT tertinggi menurut tingkat pendidikan.
Bahkan menurut hasil tracer study Kemdikbudristek, TPT lulusan SMK Jatim tahun 2022 hanya 3,3 persen.
"Ini momen penguatan mental dan pendirian, saya ingin mengajak anak-anak untuk sukses membangun semangat Pancasila. Ini PR kita sebagai suatu bangsa. Pengalaman yang didapat akan mempersiapkan anak-anak masuk ke DUDIKA. Dan mereka ini akan harus siap bukan untuk jadi karyawan tapi jadi juragan," katanya.