SYDNEY – Spesies ular berbisa baru telah ditemukan di Australia oleh tim peneliti dari Museum Australia Barat, Museum Australia Selatan dan Universitas Adelaide. Spesies ular berbisa yang dinamakan ular cambuk gurun itu termasuk salah satu spesies ular cambuk.
Sebelumnya ada 14 jenis ular cambuk yang dapat ditemukan di Australia. Spesies baru ular cambuk ini ditemukan hidup di daerah yang tak banyak menerima curah hujan di Northern Territory, Queensland, South Australia, dan Australia Barat.
Ular cambuk ditemukan oleh Dr James Nankivell, Peneliti DNA dari University of Adelaide sekaligus penulis pertama studi tersebut, bersama dengan peneliti Mark Hutchinson dan ahli lingkungan keanekaragaman hayati Perth Brad Maryan dan Brian Rush.
Menurut siaran pers University of Adelaide yang dilansir Unilad, yang membedakan ular cambuk dari spesies ular cambuk lainnya adalah 'tubuh kebiruan dengan kepala dan ekor tembaga'.
"Sisiknya juga tidak memiliki warna hitam sebanyak kerabat terdekatnya," kata Dr Nakivell.
Ini 'perbedaan halus tapi konsisten dalam penampilan luar' bersama 'bukti genetik' yang menyebabkan tim peneliti menyatakan ular cambuk gurun sebagai 'spesies baru'.
Meski berbisa, ular cambuk gurun disebut tidak terlalu berbahaya. Dr Nakivell mengatakan bahwa racun ular cambuk gurun tergolong ringan dan gigitannya, meski menyakitkan, tidak mungkin menyebabkan kerusakan serius pada manusia.
"Gigitan ular cambuk sangat jarang karena mereka sangat pemalu dan cenderung melarikan diri pada tanda bahaya pertama," tambahnya.
Menurut 7 News, ular itu tumbuh maksimal, dengan panjang 89cm dan makanan favoritnya adalah biawak.
Dr. Nakivell mengatakan bahwa penemuan ini ‘menyoroti kekayaan keragaman reptil yang hidup di padang pasir Australia'.
"Negara kita adalah rumah bagi lebih banyak spesies reptil daripada tempat lain di dunia dan masih ada lebih banyak spesies yang menunggu untuk ditemukan," pungkasnya.
(Rahman Asmardika)