Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Telaga Mengering, Warga Gunungkidul Jual Hewan Ternak untuk Beli Air

Erfan Erlin , Jurnalis-Minggu, 06 Agustus 2023 |20:13 WIB
Telaga Mengering, Warga Gunungkidul Jual Hewan Ternak untuk Beli Air
Sejumlah anak di Dusun Wediutah mencari ikan di telaga yang mengering. (MPI/Erfan Erlin)
A
A
A

GUNUNGKIDUL - Telaga-telaga di wilayah Kabupaten Gunungkidul sudah mulai mengering. Padahal selama ini telaga tersebut banyak dibutuhkan masyarakat untuk mandi, cuci ataupun memenuhi kebutuhan ternak mereka.

Kini, tak sedikit telaga yang sudah benar-benar mengering. Jikapun masih ada airnya, volumenya sangat sedikit sehingga tak bisa dimanfaatkan lagi. Airnya sudah bercampur dengan lumpur dan tak bisa lagi diambil.

Akibatnya, para pemilik ternak terpaksa menjual sebagian hewan peliharaan mereka untuk membeli air. Air itu selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga diberikan ke ternak mereka. Sehingga muncullah tradisi ternak makan ternak.

Penggerak Resan (komunitas pelestari alam di Gunungkidul) Edi Padmo menyebut sebagian besar telaga di Gunungkidul cepat mengering. Daya simpan air di telaga-telaga saat ini jauh menurun dibanding jaman dahulu. Kurangnya pemahaman dalam pelestarian telaga memicu penurunan fungsi telaga.

"Sekarang banyak telaga yang kering. Jikapun ada maka airnya tidak bisa dimanfaatkan lagi karena cenderung kotor dan berlumpur," ungkap dia.

Padmo menyebut jumlah telaga di Gunungkidul ini sepanjang yang mereka ketahui ada 400 buah. Daya simpannya telah mengalami penurunan karena berbagai faktor. Paling banyak justru karena pembangunan telaga itu sendiri.

Dia mengatakan jika dibanding zaman dahulu, telaga-telaga yang ada di Gunungkidul lebih cepat mengering. Pasalnya banyak terjadi sedimentasi, Pengerukan, Semenisasi dan terbukanya luweng (goa vertikal) hingga hilangnya pohon pelindung.

Padmo mengatakan, niat pemerintah memang baik ingin menjaga telaga-telaga mereka dengan melakukan rehabilitasi yaitu dengan melakukan semenisasi dinding telaga. Namun ternyata semenisasi tersebut menjadi bumerang karena justru mengakibatkan telaga cepat mengering.

"Dinding beton dengan dinding alami ternyata berdampak sekali," tambahnya.

Kondisi ini memang memaksa para peternak untuk membeli air. Seperti yang dilakukan oleh Wanto, warga Padukuhan Temuireng Kalurahan Girisuko Kapanewon Panggang Gunungkidul.

Dia sudah 3 bulan ini terpaksa membeli air bersih dengan harga Rp 150 ribu setiap tangki ukuran 5.000 liter. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari juga untuk ternak mereka.

"Kalau saya sudah habis 6 Tanki. Tetangga ada yang habis 10 tangki, ya karena ternaknya banyak,"ujar dia

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement