JOMBANG - Rumah Sakit Hasyim Asy'ari menggelar Grand Lauching di Jalan Cukir-Parkir Makam Gus Dur, Kwaron, Diwek, Jombang, Jawa Timur. Rumah Sakit Hasyim Asy’ari merupakan buah kolaboraksi antara Yayasan Pondok Pesantren Tebu Ireng bersama Dompet Dhuafa.
Grand Lauching tersebut dihadiri oleh Direktur RSHA, Aria Dewanggana; Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, KH. Abdul Hakim Mahfuzh; Istri Salahuddin Wahid, Nyai Hj Farida, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; dan Inisiator sekaligus Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Parni Hadi.
Dalam sambutannya, Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, KH. Abdul Hakim Mahfuzh mengatakan, pembangunan RSHA merupakan perjalanan panjang hingga memakan waktu tujuh tahun, karena terhenti akibat Pandemi Covid-19.
"Pembangunan Rumah Sakit Hasyim Asy'ari ini merupakan perjalanan panjang hingga selama tujuh tahun lalu antara Gus Sholah dengan Pak Parni, dan vakum karena Covid-19. Dan Alhamdulillah tahun ini selesai, dan melengkapi semuanya. Semoga kehadiran Rumah Sakit Hasyim Asy'ari memberikan manfaat kepada masyarakat Jombang," kata pria yang akrab disapa Gus Kikin, saat Grand Lauching RSHA di Jombang, Jatim, Selasa (8/8/2023).
Diketahui RSHA mempunyai berbagai pelayanan rawat jalan diantaranya, poli penyakit dalam, poli kandungan, poli anak, poli jantung, poli ortopedi, poli bedah dan poli gigi. Pelayanan yang menjadi unggulan di RSHA adalah poli jantung dan poli bedah.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Parni Hadi mengatakan, dirinya dengan Gus Sholah sudah berteman selama puluhan tahun, dan bermimpi ingin membuat rumah sakit untuk warga tak mampu.
"Saya dan Mas Sholah, boleh bermimpi boleh berangan-angan, tetapi perlu pelaksanaan. Hari ini, the dream comes true. mimpi menjadi kenyataan," tegas Parni.
Parni pun menyebut, saat ini bukanlah nama rumah sakit melainkan rumah sehat, hal itu pun membuat dirinya meminta kepada petugas RSHA untuk mewujudkan pelayanan yang nyaman dan menyehatkan.
"Mengapa rumah sehat, yang ada menteri kesehatan, bukan menteri kesakitan, yang ada itu adalah hospital. Maka saya bilang ke teman-teman ke ade-ade saya. mari kita wujudkan pelayanan yang nyaman yang menyehatkan," beber mantan wartawan tersebut.
Parni pun menegaskan, banyak orang miskin yang sakit terkadang tidak dilayani dengan baik oleh sejumlah rumah sakit. Ia pun berpesan kepada RSHA untuk mengurus dan membantu masyarakat miskin yang tak punya biaya untuk berobat.
"Banyak orang miskin sakit. Dompet Dhuafa, saya pesan, tolong urus. Kita ajari dan kita berdayakan, kita punya pengalaman soal ini. Insya Allah," pungkasnya.
Lalu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa pun menambahkan, inisiasi Gus Sholah dan Parni Hadi butuh pemikiran yang strategis, dan semoga menjadikan ladang pahala untuk Gus Sholah.
"Mudah-mudah ini menjadi ladang untuk Gus Sholah. Mudah-mudahan amanah dan roda pengelolaan rumah sakit oleh Dompet Dhuafa dibukakan kesuksesan," kata Khofifah.
Menurutnya, banyak rumah sakit milik Pemprov Jatim bisa bekerjasama dengan Dompet Dhuafa, pasalnya BPJS tidak 100% tercover dibeberapa rumah sakit.
Perli diketahui, bagi warga yang kurang mampu hendak berobat ke RSHA dengan proses verifikasi, administrasi dan lainnya. Persyaratan administrasinya cukup membawa foto copy KTP, foto copy KK serta surat keterangan tidak mampu dari desa. RSHA melayani pasien umum, pasien BPJS serta pasien asuransi. RSHA mempunyai program andalan untuk pasien dhuafa, yakni program berobat gratis bagi pasien kurang mampu dan tidak mempunyai jaminan layanan kesehatan atau kartu BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang sudah tidak aktif.
(Awaludin)