JAKARTA - KH Maimun Zubair (Mbah Moen) merupakan seorang sebagai kiai atau ulama karismatik. Selain menjadi seorang ulama, beliau juga dikenal sebagai seorang politikus.
Beliau wafat pada tahun 2019 saat menunaikan ibadah haji. Mbah Moen dimakamkan di pemakaman Ma’la di Makkah, Arab Saudi. Beliau tutup usia pada dalam umur 90 tahun.
BACA JUGA:
Mbah Moen memang menjadi seorang pengasuh Al-Anwar Sarang. Tetapi dirinya juga berkecimpung di dunia politik.
Pada tahun 1971, Mbah Moen terjun ke dunia politik menjadi anggota DPR wilayah Rembang hingga tahun 1978. Selain itu, pada tahun 1987, beliau menjadi Anggota MPR RI utusan Jawa tengah hingga tahun 1999. Demikian dikutip dari laman Al Anwar Sarang.
BACA JUGA:
Saat menjabat di MPR RI, Mba Moen juga pada tahun 1985 hingga 1990 dikenal aktif dalam NU, Mbah Moen pernah menjabat sebagai Ketua Syuriah NU Provinsi Jawa Tengah. Mbah Moen juga juga pernah menjadi Ketua Jam’iyah Thariqah NU.
Pada tahun 1995 hingga 1999, Mbah Moen juga aktif dalam organisasi partai seperti menjadi Ketua MPP Partai Persatuan Pembangunan, dan kemudian menjadi Ketua Majelis Syari’ah PPP sejak 2004.
KH Maimoen Zubair memberikan banyak sumbangsih pemikiran dan nasihat-nasihatnya yang penting untuk diteladani.
Seperti pada 2026 dalam edisi Majalah Nahdlatul Ulama AULA, dilansir dari NU Online, Mbah Maimoen mengatakan, jika hanya Islam, tidak akan mampu mempersatukan perbedaan di Indonesia. Nasional harus disinergikan dengan keislaman sehingga beda tapi sama, sama tapi beda.
Mbah Maimoen menegaskan bahwa dalam perbedaan ada titik-titik kebersamaan. “Pertama menjaga jiwa. Jiwa itu ruh yang menjadi kehidupan. Semua agama melarang menzalimi orang lain, apalagi membunuh,” ujarnya.
(Widi Agustian)