JAKARTA - Letjen TNI (Purn) Yogie S Memet dikenal sosok sederhana. Padahal, dirinya menjabat jabatan yang sangat strategis di TNI. Yogie S Memet bahkan tidak pernah menggunakan fasilitas kedinasan untuk urusan keluarga. Misalnya, penggunaan mobil dinas, Yogie tidak pernah mengizinkan mobil dinas digunakan untuk kepentingan istrinya.
Yogie merupakan mantan Danjen Kopassus yang cukup disegani selama berkarier menjadi prajurit TNI. Dia banyak menduduki posisi penting dan mentereng selama menjadi prajurit.
Pria kelahiran Cirebon pada 16 Mei 1929 itu tercatat pernah naik pangkat secara singkat hingga menjabat bintang tiga.
Pada periode 1975-1983 Yogie S Memet memimpin Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha) sekarang bernama Kopassus.
Selama menjadi Danjen Kopassandha, Yogie S Memet pernah ditunjuk menjabat Pangdam Siliwangi oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jenderal TNI M Jusuf. Sehingga pangkat Yogie S Memet naik menjadi jenderal bintang dua.
Tak berselang lama, Yogie S Memet kembali ditunjuk jadi Pangkowilhan II. Pangkatnya kembali naik satu tingkat dengan tiga bintang di pundak. Selama bertugas, Yogie S Memet dikenal karena pribadinya yang santun, sederhana, dan religius.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengisahkan perkenalannya dengan Yogie S Memet pertama kali saat baru lulus dari latihan komando di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus), Batujajar, Bandung.
Kala itu, Prabowo muda masih berpangkat Letda melakukan Korps Lapor kepada Komandan Kopassandha Brigjen TNI Yogie S Memet.
"Beliau memang religius, rajin ke masjid. Beliau jugalah yang mulai menghentikan kehidupan nakal di kalangan pasukan tempur Korps Baret Merah," tulis Prabowo dalam buku biografinya yang berjudul 'Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto'.
BACA JUGA:
Di era kepimpinan Yogie S Memet saat menjadi Danyon 330/Kujang, Kodam Siliwangi pernah menumpas gerombolan DI/TII Kahar Muzakkar di Sulawesi Selatan.
Pada 17 Agustus 1964, Presiden Soekarno memberikan ultimatum kepada Kodam Hasanuddin untuk segera menangkap Kahar Muzakkar hidup atau mati.
Waktu itu, RPKAD (Kopassus) juga mendapat penugasan di bawah Yonif 330/Para Kujang pimpinan Yogie S Memet untuk membantu Kodam Hasanuddin. Setelah mendengar perintah, Yogie bertekad segera menangkap Kahar.
Yogie S Memet memiliki tirakat khusus saat hendak menangkap Kahar Muzakkar, demikian dituliskan dalam buku Jenderal M Jusuf: Panglima Para Prajurit karya Atmadji Sumarkidjo.