Sementara Maimun, penyelenggara syukuran curak mengaku tak mengetahui jika ada informasi curak fantastis di Facebook. Keluarga yang hendak menggelar tasyakuran hanya berniat menebar uang senilai Rp1 sampai Rp2 juta. Tidak seperti informasi yang beredar di media sosial.
Lantaran kondisi yang tidak kondusif setelah membludaknya kedatangan warga, pihak keluarga pun menunda curak tersebut.
Pihak keluarga memastikan informasi yang beredar tersebut tidak benar atau hoaks, karena nilai curak tidak sefantastis yang diunggah di laman Facebook tersebut. Namun, meski menunda, pihaknya tetap akan melakukan sawer dengan mendistribusikannya ke warga melalui pihak desa setempat.
(Arief Setyadi )