TOKYO - Jepang akan mulai melepaskan air radioaktif yang diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang terkena tsunami ke Samudra Pasifik pada Kamis (24/8/2023), meskipun ditentang oleh negara tetangganya.
Keputusan tersebut diambil beberapa minggu setelah pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyetujui rencana tersebut.
Sekitar 1,34 juta ton air - cukup untuk mengisi 500 kolam ukuran Olimpiade - telah terakumulasi sejak tsunami pada 2011 yang menghancurkan PLTN tersebut. Air itu akan dilepaskan selama 30 tahun setelah disaring dan diencerkan.
Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mengatakan pada Selasa (22/8/2023) setelah rapat Kabinet, bahwa pihak berwenang akan meminta operator pabrik untuk "segera mempersiapkan" pembuangan yang akan dimulai pada 24 Agustus jika kondisi cuaca dan laut sesuai.
Kishida telah mengunjungi PLTN tersebut pada Minggu (20/8/2023), memicu spekulasi bahwa pelepasannya sudah dekat.
Pemerintah telah mengatakan bahwa pelepasan air merupakan langkah penting dalam proses penonaktifan pabrik yang panjang dan mahal, yang terletak di pantai timur negara itu, sekitar 220 km (137 mil) timur laut ibu kota Tokyo.
Jepang telah mengumpulkan dan menyimpan air yang terkontaminasi di dalam tangki selama lebih dari satu dekade, namun tempat penyimpanannya semakin terbatas.