Ganjar mengatakan, SDM di Indonesia akan semakin gencar menggerakan infrastruktur hijau apabila SMKN Jateng direplikasi ke seluruh provinsi di Indonesia. Apalagi kurikulumnya telah disesuaikan dengan kebutuhan industri penggerak ekonomi hijau.
“Maka kalau desain itu dari awal bisa kita lakukan dengan baik, maka SMK itu menjadi on the job training dalam waktu panjang, tiga tahun dan ketika lulus pasti terserap,” ujarnya.
BACA JUGA:
Ketua PP Kagama itu berharap, infrastruktur hijau di masa depan dapat terus dikembangkan. Agar Indonesia semakin hebat dan sejajar dengan negara-negara maju di dunia.
BACA JUGA:
“Nanti infrastrukturnya pun diarahkan pada green technology. Ini menurut saya adalah sesuatu yang responsif dan peka terhadap kondisi lingkungan,” pungkasnya.
Selain tiga SMKN Jateng, Ganjar juga menyiapkan 15 sekolah vokasi semi boarding serupa SMKN Jateng untuk menciptakan SDM pembangun infrastruktur hijau. Ke-15 sekolah tersebut antara lain SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, dan SMKN 1 Jepon Blora, SMKN 1 Tulung Klaten.
Kemudian SMKN 1 Kedawung Sragen, SMKN 2 Wonogiri, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang.
Ganjar juga sedang memperbanyak jumlah SMK di remote area yang belum memiliki sekolah negeri di 17 kecamatan se-Jateng. Di antaranya Kecamatan Pagentan, Kecamatan Tawangmangu, Dusun Rahtawu Kecamatan Gebog, Kecamatan Kemalang, Kecamatan Pancur, Kecamatan Karangtengah, Kecamatan Batuwarno, Kecamatan Poncowarno dan Kecamatan Tlogomulyo.
(Fakhrizal Fakhri )