SJAM Kamaruzzaman disebut-sebut sebagai otak perencana Gerakan 30 September 1965 yang kemudian dikenal sebagai G30SPKI. Ia juga disebut dekat dengan pimpinan Partai Komunis Indonesia (PKI) Dipo Nusantara (DN) Aidit.
Buku Manai Sophiaan berjudul Kehormatan Bagi yang Berhak, Bung Karno Tidak Terlibat G30S/PKI menulis soal Sjam Kamaruzzaman.
Disebutkan, sosok kelahiran 1924 itu aktif dalam gerakan bawah tanah melawan fasisme Jepang selama di Yogyakarta.
Anak Penghulu Pengganti di Tuban ini pernah aktif dalam kelompok pathuk di Yogyakarta saat masa revolusi 1945. Di sana Sjam bertemu dan terlibat dalam jaringan Soeharto. Aktivitas Sjam di Pathuk kemudian dikaitkan sebagai mata-mata yang bekerja untuk Soeharto dalam menghancurkan PKI dan menggulingkan Soekarno dan kursi kekuasaan.
Pada 1948 saat terjadi perpecahan di Partai Sosialis antara Sutan Sjahrir dan Amir Syarifuddin, Sjam berpihak ke kubu Amir Syarifuddin. Ia pun terlibat dalam peristiwa di Madiun yang menewaskan ribuan anggota dan simpatisan PKI.
Ia lolos dari kejadian itu. Dia lalu menyusup ke Jakarta dan mengorganisir buruh pelabuhan dengan mendirikan Serikat Buruh Pelabuhan dan Pelayanan (SBPP) di Tanjung Priok.
Selain Sjam, tokoh Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang berhasil lolos dalam pembersihan itu adalah DN Aidit dan Moh Lukman. Kedua tokoh FDR ini lolos dari Madiun dengan menyusup kapal yang berangkat menuju ke Tanjung Priok.
Dengan menyamar sebagai penumpang gelap dari Vietnam, Aidit dan Lukman akhirnya ditangkap setibanya di Tanjung Priok karena tidak bisa menunjukkan paspor. Namun, berkat kelihaian Sjam, keduanya bisa dibebaskan dari penahanan.
Keberhasilan Sjam membebaskan Aidit dan Lukman tidak dilupakan oleh Aidit. Saat Aidit dan Lukman mengambil alih kepemimpinan PKI dari tangan Alimin dan Tan Ling Djie, dia merangkul Sjam ke kelompoknya.
Kedekatan Aidit dengan Sjam sempat menimbulkan polemik. Tokoh PKI angkatan tua yang lebih mengenal Sjam menilai, dia sangat berbahaya bagi partai. Sifat Sjam yang suka membual, agresif dan tidak sabar dinilai sangat berbahaya.