Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah GP Ansor Berang Tanah Muslimah NU Direbut, Gebuk PKI hingga Kocar-kacir

Solichan Arif , Jurnalis-Selasa, 19 September 2023 |06:06 WIB
Kisah GP Ansor Berang Tanah Muslimah NU Direbut, Gebuk PKI hingga Kocar-kacir
GP Ansor pernah menggebuk PKI karena persoalan tanah Muslimat NU. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

SEPTEMBER jadi salah satu bulan terkelam dalam sejarah Indonesia. Tepat pada 30 September 1965, pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pecah dan memicu huru-hara di seluruh negeri. Usai G30S, PKI lantas dibubarkan dan jadi partai terlarang sejak 12 Maret 1966.

Sebagai kilas balik, jelang tahun 1965 pertikaian antara massa Pemuda Rakyat, BTI dan Gerwani dengan Ansor NU meletus di Surabaya. Pertikaian dipicu ulah segerombolan Pemuda Rakyat, BTI dan Gerwani yang tiba-tiba menduduki tanah milik Muslimat NU.

Dengan berpatokan kebijakan landreform, tanah yang berlokasi di tengah Kota Surabaya itu, mendadak dikuasai para kader PKI.

“Tanah milik Muslimat NU itu langsung dipagari dan dipasang bendera PKI,” demikian dikutip dari buku ‘Benturan NU PKI 1948-1965’ (2013).

Pada pemilu parlemen tahun 1955, partai NU di Surabaya meraih suara terbanyak, yakni 431 suara. Berdasarkan catatan buku ‘Pemilihan Umum 1955 di Indonesia’ (1971), perolehan suara terbesar kedua diraup oleh PNI (Partai Nasionalis Indonesia), yaitu 265 suara.

Posisi ketiga ditempati PKI dengan perolehan 231 suara dan Masyumi sebanyak 117 suara. Meski berada di urutan tiga besar, Wali Kota Surabaya saat itu merupakan kader PKI.

Hal itu yang membuat para kader dan simpatisan PKI di Surabaya bersikap lebih berani, yakni termasuk dengan seenaknya menguasai tanah milik Muslimat NU.

“Keberanian PKI ini tumbuh karena Wali Kota Surabaya saat itu adalah pilihan PKI sehingga menjadi pembela PKI yang gigih”.

Pemuda Ansor NU Surabaya berang. Melihat pagar dan bendera PKI menancap di atas tanah milik Muslimat NU, massa Ansor Jawa Timur langsung bergerak. Seluruh bendera PKI dicabuti dan diganti dengan bendera NU.

Pengerahan massa Ansor Jawa Timur untuk merebut kembali tanah Muslimat NU dilakukan langsung oleh Kiai Yusuf Hasyim (Pak Ud), yakni paman Gus Dur dan H Chalid Mawardi.

Massa Pemuda Rakyat, BTI dan Gerwani yang sempat mencabuti bendera NU dan menggantinya lagi dengan bendera PKI awalnya mencoba bertahan. Bentrokan hebat antara massa Pemuda Ansor NU dengan PKI tak terelakkan.

Massa PKI kocar kacir. Banyak dari mereka yang terluka dan kemudian memutuskan melarikan diri. Ansor NU berhasil merebut kembali tanah milik Muslimat Surabaya.

“Di atas tanah itu kemudian didirikan sekolah dan rumah sakit Islam milik NU”.

Peristiwa bentrokan memperebutkan tanah Muslimat NU di Surabaya itu dilaporkan PKI Jawa Timur ke Jakarta. Kiai Yusuf Hasyim dan Chalid Mawardi dipanggil Ketua BPI (Badan Pusat Intelijen) dan sekaligus Wakil Perdana Menteri Subandrio.

Kedua tokoh Ansor NU itu dimarahi dengan tuduhan telah membuat keributan. Keduanya juga diminta menyerahkan kembali tanah yang diperebutkan kepada PKI.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement