Peranan KAMI di Pemerintahan Soekarno
KAMI dibentuk untuk menuntaskan tiga tuntutan yang dikenal dengan Tri/Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) yang berisi:
Pembubaran PKI dan organisasi yang berafiliasi di bawahnya
Perombakan Kabinet Dwikora
Penurunan harga-harga kebutuhan pokok, terutama bahan makanan.
Tuntutan Tritura dibuat sebagai tanggapan atas krisis ekonomi dan politik Indonesia yang memburuk sejak tahun 1963, termasuk kenaikan harga bahan pokok dan kegagalan pemerintah dalam menindak PKI.
Ketidaktegasan Pemerintah dalam menindak dalang dari Pemberontakan berdarah G30s memicu kemarahan seluruh rakyat. Merespon hal tersebut, KAMI melancarkan demonstrasi pada tanggal 10 Januari 1966 dengan tuntutan Tritura.
Sekitar tiga hari setelah ditayangkannya Tritura, pemerintah Jakarta mengumumkan penurunan tarif bus menjadi Rp. 200 dari sebelumnya Rp. 1000, penurunan harga minyak sebesar 50%, serta pembubaran PKI pada 11 Maret 1966.
KAMI berhasil menandai sebuah era kebangkitan nasional yang disadari oleh Jenderal Dr. A.H. Nasution dan para pemuda/mahasiswa gerakan tersebut dinamai dengan Angkatan 66 untuk menandakan era perjuangan yang baru.
Akhir Perjalanan KAMI
Setelah PKI dibubarkan, Indonesia menjadi negara anti-komunis dan memulai pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Namun, KAMI gagal mengikuti perubahan politik yang baru sehingga rumusan strategi perjuangan mereka sulit untuk diimplementasikan.