Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Mengenal Tjoet Nyak Meutia, Pejuang Aceh yang Gugur Ditembus Peluru Marsose

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Minggu, 24 September 2023 |05:00 WIB
Mengenal Tjoet Nyak Meutia, Pejuang Aceh yang Gugur Ditembus Peluru Marsose
Tjoet Nyak Meutia (Foto: istimewa/Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Ayahnya bernama Teuku Ben Daud Pirak. Ibunya bernama Cut Jah. Dialah Tjoet Nyak Meutia. Di keluarganya Cut Meutia adalah satu-satunya anak perempuan dari lima bersaudara.

Tjoet Nyak Meutia (lahir di Keuoerotue, Pirak Timur, Aceh Utara, 15 februari 1870– meninggal di Alue Kurieng, Aceh,24 oktober 1910, pada umur 40 tahun)

Sejak kecil Cut Meutia dididik ilmu agama oleh banyak ulama. Bahkan ayahnya sendiri adalah salah satu dari sekian banyak guru agama yang pernah mengajarnya.

Cut Meutia tumbuh sebagai seorang gadis cantik rupawan. H.C. Zentgraaff dalam buku Atjeh Geschreven door en oud Atjehmen (1938) yang diterbitkan ulang pada 1985 setelah dialih-bahasakan oleh Aboe Bakar dengan judul Aceh, menuliskan kesan sekaligus kekagumannya:

“Cut Meutia bukan saja amat cantik parasnya, tetapi ia memiliki tubuh yang indah… wanita itu benar-benar seorang bidadari yang mempesona.” Zentgraaff, yang pernah terlibat langsung dalam Perang Aceh, juga menggambarkan Cut Meutia dengan catatan: “[...] namanya bersesuaian dengan penampilannya yang seperti mutiara.”

Banyak pemuda yang datang untuk meminang dan menikahinya. Cut Meutia menikah pada 1870 saat ia berusia 20. Ia dijodohkan dengan seorang putra uleebalang bernama Teuku Syamsarif.

Dikisahkan dalam buku Prominent Women in the Glimpse of History (1994) karya Ismail Sofyan, ‎M. Hasan Basry, dan Teuku ‎Ibrahim Alfian, pernikahan agung itu dirayakan besar-besaran dalam adat Aceh. Namun, Cut Meutia kurang bahagia. Suaminya cenderung tunduk terhadap Belanda.

Cut Meutia pulang ke rumah orang tuanya hingga akhirnya perkawinan mereka dianggap usai lantaran Teuku Syamsarif tidak pernah menjenguk serta menafkahinya

Kemudian Teuku Cik Tunong berhasil meminang dan menikahinya. Saat itu tanah Aceh membara. Para pejuang Aceh berjuang mengusir penjajah Belanda. Cut Meutia terpanggil untuk berjuang bersama suaminya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement