Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Pembunuhan Geng Melonjak, PM Swedia Umumkan Tentara Turun Tangan Bantu Polisi

Susi Susanti , Jurnalis-Sabtu, 30 September 2023 |15:05 WIB
Pembunuhan Geng Melonjak, PM Swedia Umumkan Tentara Turun Tangan Bantu Polisi
PM Swedia umumkan tentara turun tangan bantu polisi bantu atasi lonjakan pembunuhan geng (Foto: Angkatan Bersenjata Swedia)
A
A
A

SWEDIAPerdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersson mengumumkan tentara Swedia turun tangan untuk mendukung polisi dalam mengatasi lonjakan pembunuhan geng baru-baru ini.

Ia mengatakan mulai minggu depan tentara akan mulai memberikan bantuan analisis dan logistik, serta penanganan bahan peledak dan pekerjaan forensik.

Kristersson menambahkan bahwa undang-undang Swedia juga perlu diperbarui untuk memungkinkan lebih banyak keterlibatan militer.

Dia mengatakan pemerintah akan meminta tentara untuk membantu polisi "jika keahlian khusus angkatan bersenjata dapat membantu".

"Ini bisa berupa banyak hal: bantuan bahan peledak dan logistik helikopter, keterampilan analisis dan analisis forensik TI,” terangnya, dikutip BBC.

PM menambahkan bahwa undang-undang negaranya saat ini harus diubah untuk mengatasi situasi zona abu-abu di mana tidak jelas ancaman seperti apa yang dihadapi Swedia.

Pengumuman tersebut dilakukan setelah pembicaraan krisis pada Jumat 929/9/2023) dengan PanglimaMiliter Swedia Micael Byden, Kepala Polisi Anders Thornberg dan Menteri Kehakiman Gunnar Strommer.

Media Swedia menghubungkan lonjakan kematian baru-baru ini dengan konflik yang melibatkan geng yang dikenal sebagai jaringan Foxtrot, yang diguncang oleh pertikaian dan terpecah menjadi dua faksi yang bersaing.

Pada Kamis (28/9/2023), Kristersson mengatakan Swedia belum pernah melihat hal seperti ini sebelumnya dan tidak ada negara lain di Eropa yang mengalami situasi seperti ini.

Dia menegaskan anak-anak dan orang-orang yang tidak bersalah semakin banyak yang terjebak dalam kekerasan tersebut.

Sejauh ini pada bulan ini, 12 orang telah terbunuh dalam kekerasan geng di negara tersebut.

Menurut surat kabar Dagens Nyheter, ini merupakan angka tertinggi sejak Desember 2019.

Pada Rabu (27/9/2023) malam saja, dua pria muda ditembak mati di Stockholm. Lalu seorang wanita – yang menurut polisi tidak ada hubungannya dengan kejahatan geng – tewas dalam ledakan di sebuah rumah sekitar 80 km (50 mil) utara ibu kota.

Wanita berusia 24 tahun, yang diberi nama Soha Saad oleh media lokal, adalah seorang guru baru dan diduga merupakan tetangga korban ledakan.

Pada tahun lalu, lebih dari 60 orang tewas dalam penembakan di Swedia. Ini menjadi rekor tertinggi dan tahun ini diperkirakan akan sama atau lebih buruk lagi.

Laporan resmi pemerintah yang diterbitkan pada 2021 menyatakan bahwa empat dari setiap juta penduduk meninggal akibat penembakan setiap tahun di Swedia, dibandingkan dengan 1,6 orang per juta di seluruh Eropa.

Polisi mengaitkan kekerasan tersebut dengan buruknya integrasi imigran, kesenjangan yang semakin lebar antara kaya dan miskin, serta penggunaan narkoba.

Pemerintahan minoritas kanan-tengah Kristersson, yang berkuasa tahun lalu dengan dukungan Partai Demokrat Swedia yang anti-imigrasi, belum mampu membendung kekerasan.

PM telah berjanji untuk terus melakukan pengawasan yang lebih ketat, hukuman yang lebih keras bagi mereka yang melanggar undang-undang senjata, wewenang deportasi yang lebih kuat, serta zona pemberhentian dan pencarian. Serta menegaskan bahwa semuanya sudah siap.

Beberapa kritikus berpendapat bahwa langkah-langkah ini gagal mengatasi masalah-masalah sosial mendasar termasuk kemiskinan anak dan kurangnya dana layanan masyarakat.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement